Awalnya, ketika akan meminjam buku ini di iPusnas, saya berasumsi bahwa saya bakalan jenuh dengan cerita-cerita dari Seri Kumbang. Secara ini sudah buku keempat. Tapi ternyata saya salah. Buku ini kembali membuat saya terpukau dengan cerita-cerita klasiknya yang begitu indah dan sarat pesan moral.
Ada tujuh cerita yang semakin lama semakin bagus saja. Ketujuh cerita itu adalah:
- Gara-gara Uangnya Terbang
- Terompet Mobil Idaman
- Krak! Krak! Krak!
- Bila Mainan Marah
- Tommy Si Pengadu
- Tempat Tidur Berjalan
- Binky Si Tukang Pinjam
Di cerita Gara-gara Uangnya Terbang, ada seorang anak laki-laki bernama Willy yang pemalas. Dia tidak suka bermain di luar bersama teman-temannya. Tubuhnya jadi gendut dan wajahnya pun jadi pucat.
Teman-temannya sudah lelah mengajak Willy untuk bermain bersama. Mereka sudah mengiming-imingi Willy akan keindahan hutan, asiknya memetik buah berry, mendengar kicauan burung, segarnya bermain di sungai yang jernih, serta cantiknya padang bunga mangkokan. Tapi Willy tetap keras kepala.
Sampai pada suatu hari, angin menerbangkan uang Willy yang ia letakkan di dekat jendela. Willy pun sontak mengejar uangnya. Angin menerbangkan uang Willy ke arah hutan. Nah..nah, apakah Willy akan tetap mengejar uangnya? Karena sebelumnya dia belum pernah pergi sejauh itu. Kalau ya, berarti ini pertama kalinya Willy masuk ke hutan.
Haduh, saya suka sekali membaca kisah Willy ini. Terutama di bagian tentang keindahan hutannya. Hiks, saya jadi kepingin main ke sana.
Btw, ironis sekali ya. Saya tinggal di Pulau Kalimantan yang terkenal terkenal dengan hutannya. Tapi saya belum pernah bermain-main di hutan, *eh*. Mungkin ini karena di pikiran saya, hutan hujan tropis macam hutan di Kalimantan ini sedikit berbahaya, *efek habis nonton film Anakonda*. Tapi yang pasti saya tinggal di bagian Pulau Kalimantan yang tidak ada hutannya, haha. Daerah tempat saya tinggal didominasi oleh tanah rawa dan sungai-sungai besar.
Oke kembali ke Seri Kumbang. Kisah Willy tadi saya rasa cocok untuk anak-anak jaman sekarang yang sepertinya sudah jarang main di luar. Beruntung anak-anak di jaman Willy ini masih punya tempat bermain alami yang luas, berudara segar, aman, dan memiliki pemandangan alam yang indah. Untuk anak-anak jaman sekarang, apalagi yang tinggal di perkotaan, saya rasa harus perlu sedikit bersusah payah untuk bisa bermain-main di alam terbuka dengan mengunjungi tempat wisata alam.
Lanjut ke cerita Terompet Mobil Idaman. Di kisah ini ada anak laki-laki bernama Jack yang ingin membeli terompet mobil untuk mobil-mobilannya. Sayang harganya cukup mahal sehingga ayah dan ibunya tidak bisa membelikannya. Jack pun berinisiatif untuk mencari uang sendiri dengan menggunakan mobil-mobilannya yang bisa berjalan dengan cara dikayuh. Jack berkeliling kota menawarkan bantuan ke para tetangga. Entah itu untuk mengantarkan paket, mengambil cucian dan sebagainya. Namun dihari pertama, Jack sudah merasa lelah. Kakinya penat karena mengayuh pedal mobil-mobilan. Uang yang dikumpulkannya pun belum cukup untuk membeli terompet. Nah..nah..bagaimana kelanjutannya ya? Apakah Jack akan menyerah? Atau tetap semangat mencari uang untuk membeli si terompet idaman?
Cerita berikutnya berjudul Krak! Krak! Krak! Di kisah ini ada anak bernama Peter yang tidak patuh pada nasihat orang dewasa. Ketidakpatuhannya ini ternyata berakibat sangat fatal dan nyaris membahayakan nyawa orang. Apakah ada anak di sekitar kalian yang sangat sulit diberi nasihat? Nah, bacakanlah kisah Peter. Mungkin bisa membuatnya sadar dan berubah menjadi anak yang manis seperti Peter nantinya.
Kisah berikutnya berjudul Bila Mainan Marah. Di sini ada anak perempuan bernama Eileen yang punya banyak sekali mainan. Sayang, Eileen egois dan pelit untuk berbagi. Cerita Eileen ini dapat mengajarkan anak-anak untuk lebih dermawan. Bagaimana caranya? Agak sedikit tidak masuk akal sih, hahhah, tapi saya rasa ini bisa menjadi ide bagi para orang tua untuk membuat anaknya yang terlanjur egois dan pelit agar bisa menjadi anak yang baik dan dermawan.
Cerita berikutnya adalah Tommy Si Pengadu. Nah, ini dia cerita yang menjadi highlight-nya. Well..well..well, si Tommy ini ceritanya benar-benar pengadu. Padahal yang diadukannya itu tidaklah benar. Jadi selain pengadu, dia juga pembohong. Bagaimana cara membuat Tommy jera ya? Cuss, silakan langsung baca bukunya XD
Dua cerita terakhir yang berjudul Tempat Tidur Berjalan dan Binky Si Tukang Pinjam menurut saya menyampaikan pesan moral yang mirip dengan kisah-kisah sebelumnya, yaitu membuat jera orang-orang yang mempunyai sifat buruk. Tempat Tidur Berjalan membuat jera orang yang suka terlambat bangun tidur, dan cerita Binky Si Tukang Pinjam membuat jera Binky, yang suka meminjam barang milik orang lain, tapi selalu lupa mengembalikannya.
At last, saya masih suka dengan Seri Kumbang dan masih semangat untuk membaca buku kelimanya. So, 4 dari 5 bintang untuk buku ini. I really liked it.
NB:
Kutipan favorit:
Tidak menyalahgunakan kepercayaan orang bukan berarti sok baik, dan mematuhi perintah bukan berarti penakut --- Tommy Si Pengadu dan cerita-cerita lain, hlm 69
Baca juga:
Seri Kumbang #1: Si Babi Ungu dan cerita-cerita lain
Seri Kumbang #2: Si Gadis Penakut dan cerita-cerita lain
Seri Kumbang #3: Monyet Mike dan cerita-cerita lain