***
Judul: Berbagi Kisah Terindah Bersama Si Meong | Pengarang: Yayasan Peduli Kucing | Penerbit: Gramedia Pustaka Utama | Status: Pinjam di ipusnas | Rating saya: 3 dari 5 bintang
***
Serius deh, setelah membaca buku ini, reaksi saya menjadi berbeda ketika mendengar suara kucing liar yang mengeong-ngeong di luar rumah. Dari yang awalnya cuek-cuek saja, menjadi lebih pedulian sedikit.
Bagaimana tidak, buku ini menyuguhkan 38 kisah tentang kecintaan manusia terhadap kucing. 38 bukan jumlah yang sedikit untuk sebuah kumpulan kisah. Kemungkinan besar, orang yang membaca buku ini akan terpengaruh untuk lebih menyayangi kucing daripada sebelumnya XD
Ngomong-ngomong, buku ini sengaja saya baca untuk ikut memeriahkan event FBB Kolaborasi bulan Agustus yang bertema Hari Kucing Internasional yang diperingati setiap tanggal 8 Agustus. FBB Kolaborasi sendiri adalah event posting bareng yang diadakan oleh komunitas Female Blogger of Banjarmasin. FBB Kolaborasi diadakan setiap satu bulan sekali dengan tema yang berbeda setiap bulannya.
Oke, kembali ke buku kucing XD. Jadi diantara ke 38 kisah tentang kucing yang ada di buku ini, favorit saya adalah cerita yang judulnya Mona. Gaya ceritanya unik dan lucu. Ceritanya diceritakan dari sudut pandang si kucing. Si kucing ini menganggap dirinya sebagai semacam bangsawan gitu, wkwkwk. Bikin gemes deh.
Terus ada juga pecinta kucing yang sepertinya juga penggemar buku atau film The Hunger Games, soalnya kucingnya di beri nama Katniss, Peeta dan Gale. Hihihi. Kalian bisa menemukan kisah mereka dalam cerita, Mulanya adalah Kucing Bernama Katniss.
Kemudian ada juga kisah yang menceritakan tentang kucing yang berbulu hitam seluruhnya dan bermata hijau. Sayang saya lupa, yang mana kisah itu diantara ke 38 kisah yang ada di buku ini. Sepertinya jumlah 38 itu terlalu banyak untuk saya, hohoho. Saya sampai lupa cerita yang ini tadi kisahnya tentang kucing yang mana.
Oke, ngomong-ngomong, kucing hitam bermata hijau tadi mengingatkan saya dengan kucing saya dulu. Namanya Grandong. Dia diberi nama Grandong karena waktu itu kami sekeluarga sedang suka-sukanya menonton serial tv Misteri Gunung Merapi. Dan Grandong itu adalah nama cucunya Mak Lampir yang badannya hitam dan matanya hijau, hahaha.
Namun sayang, si Grandong ini pergi dari rumah dan tak kembali lagi. Waktu itu saya khawatir sekali. Saya bertanya-tanya kenapa si Grandong tidak kunjung kembali. Padahalnya dia sudah dimanja luar biasa.
Saya sempat melihat kucing hitam mirip Grandong berkeliaran di kompleks sebelah. Saat saya panggil, kucing hitam itu malah lari. Mungkin dia bukan Grandong atau dia memang Grandong, tapi memilih manusia baru untuk merawatnya, entahlah.
Setelah membaca kumpulan kisah ini, ternyata kasus kucing peliharaan yang pergi dan tak kembali ini lazim sekali. Ternyata bukan hanya Grandong yang bisa kabur dari rumah, hihihi.
Kemudian ada banyak kisah juga tentang kucing yang disteril. Waktu pertama kali mendengar isu tentang kucing steril ini, saya merasa hal itu kejam sekali. Etapi setelah membaca kumpulan kisah ini, ternyata pensterilan kucing ini maksudnya baik. Diantaranya adalah membuat kucing lebih sehat dan dapat mengontrol jumlah populasi kucing liar.
Kemudian mengenai mitos kucing yang dapat menyebabkan kemandulan, meskipun tidak disebutkan secara eksplisit di dalam buku ini, tapi sepertinya mitos itu benar ya? Soalnya para pecinta kucing di kisah ini berulang kali bilang tak perlu khawatir terkena penyakit saat memelihara kucing asalkan kucing tersebut sehat.
Rata-rata para pecinta kucing ini tidak ragu-ragu membawa kucing mereka ke dokter hewan meskipun biayanya mahal. Tapi ada juga yang ditempatnya tidak ada dokter hewannya, sehingga mereka harus merawat kucing mereka sendiri.
Kemudian, saya juga baru tahu dari buku ini kalau kucing ternyata bisa dilatih untuk buang air di tempat tertentu. Salah satu alasan kami tidak memelihara kucing lagi setelah kepergian Grandong adalah karena si kucing ini biasanya buang air sembarangan. Maklum si Grandong ini cowok. Entah kenapa dia gemar sekali pipis sembarangan.
Setelah membaca buku ini, saya seperti menemukan sebuah dunia baru. Dunia dimana hanya ada kisah para pecinta kucing dan kucingnya. Saya bisa merasakan kecintaan yang begitu besar dari orang-orang ini terhadap kucing. Kucing lebih dari sekedar hewan peliharaan bagi mereka. Perjuangan mereka untuk merawat kucing-kucing ini luar biasa. Kebanyakan memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Tapi yang namanya hobi ya, waktu dan biaya itu tidak jadi masalah.
At last, menurut saya, jumlah kisah di dalam buku ini terlalu banyak. Tapi ceritanya bagus-bagus kok. Pesan yang dibawa oleh buku ini, yaitu, untuk mengajak para pembacanya agar mencintai kucing juga, bisa tersampaikan dengan baik. Jadi, saya beri rating 3 dari 5 bintang deh. I liked it.
Kalau memang cinta banget biasanya memang total banget merawatnya ya, rela merogoh kocek banyak dan kucingnya juga di perlakukan bak raja. Duh bahagianya yg jd kucingnya
BalasHapusBener Mbak, mereka kucing-kucing yang beruntung 😁
HapusKucing biasa aja perawatannya mahal ya mbak, apalagi kaya kucingnya Rachel Vennya. Haha
BalasHapusBaru tau ada juga buku tentang kumpulan kisah penggemar kucing seperti ini, lucu juga 😄
Salam,
www.rizkyashya.com
Mahal bagi kita mungkin. Bagi mereka bisa saja tak mahal XD
Hapusjadi ingat kucingku yang hilang juga. dia warnanya coklat gitu. dulu pas awal hilang tiap ke pasar selalu lihat-lihat kali aja ada kucingnya
BalasHapusSi kucing yang hilang ini bikin was-was ya Mbak, takutnya mereka kenapa-kenapa gitu
HapusKerennyaaaa ada antologi ttg cerita bersama kucing yg diterbitkan oleh gramedia
BalasHapusBener, gramedia lagi penerbitnya. Keren!
HapusKalo cerita tentang kucing ini selalu ingat finger yg baru ilang. Duh, sempat nyesal dulu pernah marahin. Padahal saya sayang banget. Hiks
BalasHapusWhuaaah, semoga si Finger baik-baik saja dimanapun dia berada ya
Hapus