***
Judul: Artemis Fowl and The Lost Colony | Pengarang: Eoin Colfer | Penerbit: Gramedia Pustaka Utama | Edisi: Bahasa Indonesia, Cetakan II, April 2018, 416 hlm, 20 cm | Status: Owned book | Beli di: @HobbyBukuShop, Tanggal terima, 13 Agustus 2018, Rp69.600,- | Rating saya: 4 dari 5 bintang
***
Blurb:
Artemis Fowl akhirnya bertemu lawan seimbang. Ada remaja genius lain yang menemukan fakta bahwa peri memang ada dan bertekad menangkapnya. Dan bukan sembarang peri. Gadis itu bermaksud menangkap demon––spesies yang paling membenci manusia.
Hanya mantra waktu kuno yang memisahkan demon dengan manusia––dan Artemis harus mencegah mantra itu runtuh. Jika dia gagal, kelompok makhluk haus darah itu akan berusaha kembali melaksanakan misi mereka: menghapus manusia dari muka bumi.
Hanya boleh ada satu pemenang––dan kali ini mungkin saja bukan Artemis Fowl orangnya.
My Review:
Wah..wah..seri ini semakin seru saja. Sekarang kita diajak berkenalan dengan salah satu ras peri yang bernama Demon.
Ras Demon ini memilih untuk tinggal di suatu tempat di luar ruang dan waktu alih-alih di bawah tanah seperti kaum peri lainnya. Namun sayang, mantra pembatas yang membuat mereka terpisah itu mulai luntur. Para Demon mulai terlihat bermunculan di tempat-tempat acak.
Nah, seperti biasa, para jenius kita (baca Artemis dan Foaly) mulai melacak kemunculan Demon-Demon ini. Di luar dugaan, ditengah pelacakan tersebut, mereka bertemu manusia jenius baru dalam wujud gadis cantik yang usianya kurang lebih sama dengan Artemis. Gadis ini juga melacak para Demon namun untuk tujuan yang berbeda tanpa tahu kalau tujuannya tersebut bisa berakibat fatal terhadap eksistensi peri dan manusia sendiri.
Selain para Demon dan gadis jenius cantik, kita juga diajak berkenalan dengan pixie kriminal lain yang bernama Doodah Day. Entah kenapa saya membayangkan Doodah ini seperti Dobby dari buku Harry Potter. Si pixie yang bernama Doodah ini ternyata sangat pandai mengemudikan kendaraan apa saja, termasuk mobil mainan yang bisa tiba-tiba menjadi mobil balap di tangan Doodah Day, hihihi.
Meskipun saya menemukan banyak typo, tapi membaca buku ini tetap terasa menyenangkan. Petualangan Artemis sangat seru. Adu kejeniusan antara Artemis, Foaly dan si jenius baru sangat luar biasa, walaupun sebagian teori-teori yang mereka ucapkan sulit saya mengerti, wkwkwk. Humor-humor yang terselip juga lucu sekali. Sangat menghibur.
At last, saya tak sabar mau baca lanjutannya lagi. So, saya kasih 4 dari bintang untuk buku ini. I really liked it.
Saya nggak tau kalau ada series ini. Padahal tahun cetak 2018. Apa hypenya kurang ya.
BalasHapusSaya belum mencoba lagi membaca buku fantasi sejenis ini. Mungkin lain waktu bakal saya coba.
Artemis itu manusia biasa kan? Saya penasaran dengan tampilan Demon yang masuk kelasnya peri. Imutkah?
Yap, seri ini hype-nya sudah lewat mungkin dalam kurun waktu 1 dekade yang lalu XD. Sepertinya dulu penerbitan terjemahannya sempat terhenti sampai buku kelima.
HapusYang saya baca ini adalah buku kelima yang baru dicetak ulang di tahun 2018.
Seri ini kalau tak salah terdiri dari 8 buku. Buku kedelapan belum terbit terjemahannya. Denger-denger sih tahun ini bakalan diterbitkan. Semoga :)
Yap, si Artemis ini manusia biasa. Dalam deskripsi bukunya si demon ini tak ada imut-imutnya sama sekali XD