Jangan lupa Alquran-nya dibaca
Kapan baca Alqurannya?
Untungnya masih sempat baca buku, aku tidak sempat karena banyak yang harus dikerjakan.
Salah satu orang besar pernah berkata bahwa beliau lebih memilih pegawai yang bisa beraksi daripada seorang kutu buku
4 ungkapan diatas sering saya dengar dari orang-orang di lingkungan sekitar. Apakah ini juga termasuk book shaming saya kurang tau karena book shaming sendiri adalah sebuah istilah yang menghakimi seseorang atas jenis buku yang dibacanya. Misalnya seseorang menghakimi saya karena masih gemar membaca komik dibanding karya-karya penulis "berkelas" seperti misalnya Pramoedya Ananta Toer.
Jangan lupa Alquran-nya juga dibaca...
Untuk kutipan pertama dan kedua, sebenarnya sangat bagus sih ya karena orang-orang disekitar saya sering mengingatkan saya untuk membaca Alquran saat saya memposting tentang kegiatan membaca di media sosial. Itu kata sisi angel.
Namun, dari sisi devil kata-kata itu terdengar menghakimi, *selfkeplak*. Kenapa ya mereka beranggapan kegiatan membaca buku membuat saya lupa membaca Alquran? Kenapa mereka tidak berpikir yang sebaliknya? Hiks, saya jadi sedih.
Saya menemukan penghakiman jenis ini juga dialami oleh teman-teman booklovers lokal. Mungkin ini salah satu penyebab kenapa hampir disetiap komunitas pecinta buku nasional di media sosial, saya hanya menemukan satu atau dua orang yang berasal dari Kalimantan Selatan. Sepi sekali.
Enaknya masih bisa baca buku...
Ungkapan ketiga juga sering ditujukan kepada saya. Sebenarnya biasa saja sih ya. Namun, sisi devil kembali memutuskan kalau kata-kata ini terdengar pedas di telinga. Seakan-akan ketika saya membaca buku, saya sedang kurang kerjaan.
Tidak jarang saya diminta tolong untuk mengejakan sesuatu yang lain saat mereka melihat saya membaca buku. Alhasil saya seringnya hanya bisa membaca buku dengan tenang di malam hari saat semuanya sudah tidur.
Lucunya, saya lebih sering dikira tidak ada kerjaan saat sedang membaca buku ketimbang saat saya sedang memegang gadget. Nah, disinilah gunanya buku digital. Saya bisa membaca dengan tenang kapan dan dimana saja karena dikira membalas pesan penting atau apa, wkwkwk.
Pegawai yang bisa beraksi lebih baik daripada seorang kutu buku...
Ungkapan keempat saya terima dari pimpinan saya saat sedang ada rapat. Saya sampai menatap lurus mata beliau kalau-kalau beliau sengaja mengatakan itu untuk menyinggung saya yang gemar pamer mempublikasikan kegiatan membaca buku di media sosial, *devil'sside*. Hmmm...sepertinya tidak, rupanya beliau memang sengaja mengutip kalimat itu sebagai kalimat pembuka rapat.
Tapi kenapa kutu buku yang harus disebut ya? Memangnya sebegitu tidak bergunanyakah mereka di tim? Huhu, *ngesotkepojokan*
Ngomong-ngomong saya penasaran siapa orang besar yang bikin kutipan itu. Pengin rasanya mempertemukan beliau dengan Hercule Poirot.
Yang suka membaca novel-novel Agatha Christie pasti tahu kalau detektif pemilik otak cerdas dengan sel-sel kelabu ini lebih suka berpikir daripada beraksi kesana-kemari untuk menangkap pelaku kriminal. Poirot sering sebal kalau rekannya, Kapten Hastings, sering memintanya untuk berusaha melakukan sesuatu daripada cuma duduk-duduk saja memikirkan kasus. Hihihi.
***
Nah kalau kalian bagaimana? Adakah kalimat penghakiman yang sering kalian terima saat kalian melakukan kegiatan yang berhubungan dengan membaca buku? Semoga kalimat-kalimat itu tidak menurunkan motivasi kalian untuk tetap menjadi seseorang yang gemar membaca ya. Semangat!!!
Dulu banget waktu belum ada gadget dan aku juga masih kutu buku, kalo mulai baca novel yang tebal-tebal sambil rebahan biasanya wajah Mamahku dah beda. Pengennya aku tu ngapain gitu loh, bersih-bersih apa kek apalagi novel yang kubacakan bukan novel baru atau bisa disetop dulu bacanya dan sambung lagi nanti. Sedangkan aku kalo baca novel, beuh...paling setopnya pas mau BAB-BAK atau makan dan sholat haha.
BalasHapusTipe pembaca yang tidak bisa diganggu gugat ya Mbak, wkwkwk
Hapuswah bapaknya kok bisa pas rapat ngutip kalimat itu? sebagai pecinta buku ya wajar dong ya jadi baper. heu
BalasHapusBaper banget dan sampai sekarang kalau lihat beliau jadi beda rasanya *eh*
HapusTrue bgt ini ada aja org yg kaya gitu, sebenernya gak selamanya harus diumbar juga 😂😂😂
BalasHapusSedih, hiks.
HapusWahhh dari poin 1 -4 biasanya nemu yang nomer 3. Banyak yg sering kasih komentar kaya gitu huhu. Padahl ya, suka suka individual mau mementingkan aktivitas yg mana huhu
BalasHapusHo oh, jadi sedih kan kita, huhu
Hapusmenyebalkan meang kalau ada yang komen2 gt.tai senyumin aja, mereka juga gak tau kan hidu kita sebenarnya ? semangatt
BalasHapusPasang senyum 5 cm XD
Hapus