Identitas buku:
Judul: The Railway Children - Anak-anak Kereta Api | Pengarang: E. Nesbit | Penerbit: @bukugpu @fiksigpu , 312 halaman | Tahun terbit: 2020 | Dibaca via: @gramediadigital
***
Blurb:
Book review:
Saya tidak tahu ada buku klasik anak keren ini kalau tidak baca rekomendasi dari Mbak @mybooklyfe. Terima Mbak telah memperkenalkan saya dengan Anak-anak Kereta Api 😍
Sayang karena kesibukan kerjaan di kantor, saya hanya bisa membaca 2 sampai 5 lembar buku ini setiap kali ada kesempatan. Akhirnya saya baru bisa menyelesaikan buku ini dalam satu bulan, huhu.
Jadi, ceritanya Bobby, Peter dan Phyliss adalah si anak-anak kereta api. Awalnya sih mereka adalah anak-anak Villa Edgecombe. Namun, sesuatu terjadi pada ayah dan ayah harus pergi.
Ibu dan ketiga anaknya harus pindah ke pedesaan. Mereka tinggal di Pondok Tiga Cerobong yang letaknya dekat dengan stasiun kereta api.
Ketiga anak ini senang bermain di stasiun. Mereka berteman dengan Pak Kepala Stasiun, Pak Perks si portir, dan juga Pak Tua baik hati yang selalu melambaikan tangannya dari kereta api Naga Hijau.
Namun, anak-anak ini ternyata tidak hanya bermain-main. Keberanian dan kecerdasan mereka berujung ke petualangan yang seru. Sikap mereka yang baik berhasil membantu banyak orang.
Dan akan selalu ada hadiah untuk anak-anak yang suka menolong dan baik hati, kan? Hadiah terbaik untuk anak-anak itu akan kita temukan di akhir cerita.
Somehow, saat membaca buku ini, jiwa berkebun saya bangkit, *eh*. Gara-gara ada banyak adegan dari buku ini yang menggambarkan tentang indahnya bunga liar yang tumbuh bermekaran. Haduh saya sampai kepingin menanam bunga forget me not juga di pekarangan rumah saya, wkwkwk.
Saya berharap bisa reread buku ini lagi kapan-kapan. Reread yang tenang tanpa diselang-seling oleh kesibukan, *uhuk*. At last, 4 dari 5 bintang untuk The Railway Children. I really liked it.
Kutipan favorit:
Dia seorang pria tua yang tampan, dan kelihatannya dia juga baik hati---meskipun tampan tak selalu sama dengan baik hati---hlm. 55
Dia seorang pria yang "tahu segala" dan kelihatannya tak bosan-bosannya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dimulai dengan "Mengapa...", padahal biasanya orang-orang dewasa malas menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu. ---hlm. 63
Bobbie mengerti, bahkan sampai orang menjadi dewasa, mereka masih saja kembali pada ibu mereka jika mendapat kesulitan. ---hlm. 67
Kalau kau terbiasa tidur pulas sepuluh jam penuh, maka terpaksa bangun tiga-empat kali selama waktu tidur akan membuatmu merasa seperti habis berjaga sepanjang malam. ---hlm. 71
"Ibu kita hebat, ya? Jarang orang dewasa yang mau minta maaf setelah marah-marah pada anak kecil." ---hlm. 79
Kadang-kadang, dalam keadaan mendesak, kita bisa mengerjakan hal-hal yang tampaknya mustahil, yang biasanya tak pernah kita bayangkan akan dapat kita lakukan. ---hlm. 110
Apakah menurutmu dia harus membela tanah air atau negaranya---yang telah memperlakukannya seperti itu? ---hlm. 118
"Anak-anak, jika kalian berdoa, mohonlah agar Tuhan berbelas kasihan pada semua tahanan dan korban ketidakadilan." ---hlm. 120
Meskipun kelakuannya kasar, dia tidak menyalahkan istrinya karena kesalahan yang diperbuatnya---tidak seperti umumnya tukang-tukang perahu yang lain. ---hlm. 179
"Kurasa setiap orang mau berkawan dengan kita jika kita bersikap bersahabat." --- hlm. 182
Ternyata tidak mudah meminta sesuatu dari orang lain, meskipun itu bukan untuk diri kita sendiri. Coba saja kalau kau tidak percaya! ---hlm. 186
- Follow blog irabooklover via akun Google atau tambahkan di blogroll/bloglist/daftar bacaan kalian.
- Buat blog post yang berisi review buku di hari Senin.
- Sertakan button/ikon/banner/gambar Monday Book Review di bawah ini di dalam postingan kalian dengan link menuju post ini.
- Silakan tinggalkan link postingan kalian di kolom komentar post ini.
- Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah menshare book review-nya di hari Senin \^_^/
Keren reviewnya mbak Ira. Salam sehat sentosa
BalasHapusTerima kasih Mas Sili Suli. Terima kasih juga sudah mampir. Salam sehat selalu untuk anda juga ^_^
HapusKutipan-kutipannya bikin melting. Ada terlalu banyak kebijaksanaan sebenarnya di tengah2 kita seandainya kita bisa membuka mata untuk hal-hal postif dan tidak terfokus melihat hal negatif.
BalasHapusSetuju, kebijaksanaan bisa ditemukan jika kita lebih rajin "membaca" ;)
Hapuslumayan sering nih aku lihat buku ini berseliweran tapi nggak sempat pinjam atau baca. seri sastra klasik kayaknya bukan tipe bacaanku soalnya
BalasHapusIyap, buku ini memang populer Mbak, dan sanggup bertahan hingga ratusan tahun. Itulah asiknya sastra klasik bagi saya XD
HapusIbu kita hebat, ya? Jarang orang dewasa yang mau minta maaf setelah marah-marah pada anak kecil."
BalasHapusSebuah kutipan yg remind diri sendiri.. XD
Btw, ini buku klasik thn terbitnya 2020 y? Atau dicetak ulangnya?
Kutipan yang bagus yak XD
HapusCetak ulangnya Mbak. Aslinya terbit tahun 1906 cmiiw.
Nisa suka sama kutipan yang jarang orang tua mau minta maaf sama anak kecil,itu kaya kehidupan yang nyata. Kapan kapan mau baca buku ini mbak, menarik perhatian nisa, apalagi tema nya tentang pedesaan.
BalasHapusYap, setting pedesaannya lumayan kuat. Jadi pengin merasakan indahnya alam pedesaan itu juga XD
Hapus