***
Identitas Buku
Judul: Kekasih Semusim | Pengarang: Dini Fitria | Penerbit: Falcon, Cetakan I, April 2021, 413 halaman
***
Blurb
Kanaya cukup yakin, Reno adalah pria yang mampu membahagiakannya. Ia tak peduli dengan omongan orang-orang soal dirinya yang dianggap sugar baby atau nasihat teman-teman baiknya yang berharap Kanaya memutuskan hubungan. Tapi, layak kah ia mengabaikan segalanya demi mendapatkan status sebagai kekasih Reno?
Nina tahu kebahagiaan baginya adalah dengan menjamin kehidupan putrinya. Ia telah bertekad untuk membuat Kanaya menjalani hidup yang lebih baik dan menjauhkan putrinya dari penyesalan karena cinta. Sayangnya, Kanaya terlalu sibuk "bersembunyi" darinya.Sebuah perjalanan menggali masa lalu membuat Kanaya dan Ninsa semakin terbuka. Di tengah musim semi itu, dalam aura magis Praha, mereka bertemu guru kehidupan. Para pria yang mengajarkan keduanya makna cinta dan melangkah mundur untuk kebahagian dengan cara yang berbeda.
Book Review
Pertama-tama, saya ingin berterima kasih kepada Mbak Antung @ ayanapunya.com yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk membaca novel terbaru karya Mbak Dini Fitria. Thank you so much ya Mbak Antung, *pelukdarijauh*.
Kekasih Semusim..... Hmmm...waktu baca di chapter-chapter awal, saya sama sekali tidak punya bayangan tentang apa sebenarnya konflik yang akan diangkat oleh novel ini. Sampai-sampai saya sempat berhenti sebentar membacanya dan beralih untuk membaca novel lain, *uhuk*.
Namun, setelah melanjutkan membaca, saya jadi tidak bisa berhenti. Saya sudah bisa menebak apa konfliknya dan jadi deg-degan menanti bagaimana akhirnya.
Jadi, dicerita ini ada seorang selebgram bernama Kanaya yang sedang di mabuk cinta. Kanaya jatuh cinta pada pandangan pertama kepada seorang pria bernama Reno yang sebenarnya lebih cocok untuk dijadikan ayahnya.
Reno adalah seorang pria kaya. Dia memanjakan Kanaya dengan materi. Reno juga mendukung profesi Kanaya sebagai seorang mahasiswi sekaligu selebgram. Pertemuan mereka yang jarang karena kesibukan Reno malah membuat pertemuan itu menjadi berlipat-lipat manisnya. Jam terbangnya yang tinggi membuat Reno tahu bagaimana cara membuat gadis muda seperti Kanaya merasa bahagia.
Namun, ada dua masalah yang terjadi dalam hubungan mereka. Pertama, Reno menolak untuk memberikan kepastian tentang status hubungan mereka. Sementara Kanaya yakin Reno-lah jodohnya dan berharap mereka akan sesegeranya menikah. Kedua, Kanaya sebenarnya dilarang ibunya nikah muda, apalagi berpacaran. It's a big no.
Nina, ibu dari Kanaya, mempunyai alasan kenapa dia melarang anak gadisnya berpacaran. Sebagai seorang single parent, Nina harus menjadi tulang punggung keluarga. Waktu yang dimilikinya untuk bisa bersama Kanaya jadi sedikit. Sampai suatu hari, baik Nina maupun Kanaya berkesempatan melakukan perjalanan berdua ke Praha untuk alasan pekerjaan.
Nah lo, bagaimana perjalanan ke Praha bisa menyelesaikan konflik antara ibu dan anak ini? Penasaran? Silakan dibaca sendiri bukunya ya, hihihi.
Tentang orang tua yang menitipkan mimpinya ke anak...
"Banyak orang tua yang ingin menitipkan mimpi-mimpi mereka kepada anaknya, tetapi lupa kalau anaknya bukan mereka. Kita hanya bisa mengantarkan mereka kepada versi terbaik sebagai manusia. Selebihnya biar mereka yang memilih."..."Anak memang harus belajar mendengar orang tua, tetap orang tua juga harus begitu. It takes two to tango."
---halaman 376
Sebagai seorang anak, saya juga pernah merasakan apa yang dirasakan oleh Kanaya. Ketika orang tua saya melarang saya melakukan sesuatu, sementara saya yakin apa yang saya lakukan itu tidak salah sehingga tidak seharusnya orang tua saya melarang saya untuk melakukan itu.
Namun, sekarang, saya juga sudah menjadi seorang ibu. Saya paham sekali dengan keputusan Nina untuk melarang Kanaya melakukan ini itu. Saya paham kenapa Nina begitu ingin melindungi anaknya. Berusaha agar anaknya tidak melakukan kesalahan seperti yang pernah dilakukannya dulu.
Kutipan di atas tentu akan saya sambut gembira jika saya berada di posisi sang anak. Saat berada di posisi orang tua, kutipan itu terdengar berat jika anaknya sebebal Kanaya, *eh*. Untungnya, novel ini memberikan solusinya di bagian ending.
Tentang menemukan seseorang yang bisa melihat masalah tanpa berpihak...
Saya suka sekali dengan tokoh Eyang Yono yang muncul di novel ini. Seorang tokoh yang ternyata bukan sekedar tokoh fiksi.
Kata-kata bijaknyalah yang mampu membuka mata kedua ibu dan anak yang selama ini dibutakan oleh keyakinan masing-masing.
"Adakah rasa yang lebih menyiksa daripada menahan rindu? Kalau saja waktu itu ada obat penawarnya, saya tak segan membeli."Belum apa-apa, Nina sudah mengagumi laki-laki ini. Setiap kalimat yang keluar dari mulutnya terdengar bijak, intisari pahit getir dari asam garam yang ia rasakan.
---Halaman 81
At last...
Komentar saya setelah membaca novel ini adalah agak sedikit ...errrr... kurang menarik di awal. Tetapi teruskanlah membaca maka kisah ini akan semakin seru. Pesan moralnya juga bagus dan bisa membuat saya termenung-menung, ehehehe. So, 3 dari 5 bintang untuk buku ini. I liked it.
Kutipan Favorit
"Cah ayu, don't search for someone who will make you happy. Make yourself happy and then, find someone."
---Halaman 362
Mendendam itu mudah, tetapi memaafkan jauh lebih baik.
---Halaman 377
***
Monday Book Review
Oke, inilah review saya hari ini. Saya memutuskan untuk menjadwalkan untuk mem-post book review saya setiap hari senin di bawah label Monday Book Review. Semoga bisa konsisten ya, *uhuk*.
Nah, bagaimana dengan kalian? Yuk, bikin post tentang book review:
- Follow blog irabooklover via akun Google atau tambahkan di blogroll/bloglist/daftar bacaan kalian.
- Buat blog post yang berisi review buku di hari Senin.
- Sertakan button/ikon/banner/gambar Monday Book Review di bawah ini di dalam postingan kalian dengan link menuju post ini.
- Silakan tinggalkan link postingan kalian di kolom komentar post ini.
- Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah menshare book review-nya di hari Senin \^_^/
Agak baper2 gimana gtu baca reviewnya. Semoga langgeng Monday book reviewnya ya Mbak Ira. Semangat!
BalasHapusWah menatik bgt novelnya mbak dini Fitria ini..pernah liat Ig live nya tentang buku ini,baru kali ini baca review nya
BalasHapus..thank you ira