Identitas Buku
The Tyrant's Tomb | The Trials of Apollo #4 | Rick Riordan | Noura Books | Dibaca via Rakata | Dapatkan bukunya di sini --> The Tyrant's Tomb
***
Blurb
Perut bergelambir Apollo digigit mayat hidup—dia akan segera menjadi zombi! Lebih parah lagi, dua kaisar gila mengerahkan musuh-musuh Apollo untuk menyerangnya. Orang-orang yang ingin menuntut balas karena dulu secara asal dikutuk sang dewa musik hanya karena dia mampu melakukannya. Padahal, sekarang Apollo sudah lumayan bertobat. Dia bahkan tidak mau-mau amat kembali jadi dewa.
Hanya itu? Mana mungkin! Roma di ambang kehancuran, Perkemahan Jupiter masih terancam bahaya maha mengerikan, belum lagi dewa bisu yang mampu membunuh dalam keheningan. Jika ingin mendapat bala bantuan, mereka harus mengurbankan seorang dewa! Dasar ramalan gila!
Yang terburuk dari segalanya, Apollo coba-coba menyatakan cinta, tetapi malah dibalas tawa! HAHAHA!
Review
"... ancaman terbesar yang dihadapi kekaisaran sering kali berasal dari kaisar-kaisarnya sendiri." —konten 20, hlm 25 dari 26
Perkemahan Jupiter baru saja kena serang. Dan dalam waktu dekat, mereka bakalan kena serang lagi.
Kali ini penyerangan dipimpin langsung oleh dua kaisar plus raja zombi yang ironisnya adalah raja dan kaisar Roma terdahulu. Para demigod harus melindungi Roma baru dari raja dan kaisarnya sendiri.
Sementara itu, Lester dan Meg masih harus menuntaskan misi dari ramalan yang menyinggung-nyinggung tentang pengorbanan dan napas penghabisan seorang dewa.
Sebuah ramalan yang terdengar tidak enak di telinga Lester. Belum lagi kenyataan bahwa dia terkena sayatan ala zombi dan perlahan-lahan mulai berubah menjadi mayat hidup.
Petualangan Lester dan Meg di buku ini seru sekali. Hanya saja, IMO, kekocakannya terasa getir, bukan kocak polos ala Percy seperti buku-buku sebelumnya.
Mungkin itu karena kebijaksanaan makhluk setua Apollo perlahan mulai kembali atau mungkin karena setting petualangan kali ini ada di Perkemahan Jupiter yang bawaannya terasa lebih serius ketimbang Perkemahan Blasteran atau Waystation.
Mungkin juga karena diawal-awal cerita, kejadian yang bikin nyesek di buku sebelumnya dikonfirmasi lagi secara jelas di buku ini tanpa ada tanda-tanda keajaiban yang mungkin bisa membalikkan keadaan.
Fiuuh, akhirnya membeli ebook ini di Rakata karena kepincut diskon merdeka 15 ribuan. Saya beli sekalian sama buku yang kelima.
Ini seri yang saya baca dari sumber yang paling gado-gado 😂. Buku 1 saya baca paperback. Buku 2 dan 3 dari @ipusnas.id dan buku 4 (insya Allah nanti buku 5 nya juga) dari Rakata.
Semoga nanti bisa beli keempat buku fisik sisanya karena seri ini wajib banget buat dikoleksi. Serunya kebangetan 👍👍👍👍👍.
At last, 5 dari 5 bintang untuk petualangan kali ini. It was amazing.
Kutipan Favorit
Tidak peduli apakah kita ini dewa, manusia, atau dedemit mengiler yang mengenakan cawat dari bulu-bulu nasar, kita senang apabila yang lain mengetahui siapa kita, mengucapkan nama kita, mengapresiasi bahwa kita ada. --- Konten 2, halaman 5 dari 18
Dukanya dingin dan membebani, seperti gunung. Kita bisa saja berdiri di samping gunung dan memejamkan mata, dan kalaupun kita tidak bisa melihat atau mendengarnya, kita tahu gunung itu ada---keagungan dan keperkasaannya tak terperi, kekuatan geologis yang saking kunonya membuat dewa-dewi kekal merasa laiknya kutu belaka. ---Konten 4, halaman 15 dari 21
Aku ingin membalikkan badan berlari, tetapi aku tidak bisa kemana-mana---hanya bisa maju.... ---Konten 7, halaman 16 dari 26
Aku tahu itu hanya patung, tetapi jika kalian pernah mengalami trauma di tangan seseorang, kalian pasti mengerti. Rasa takut lawas bisa terbangkitkan oleh pemicu sekecil apa pun: ekspresi, bunyi, situasi yang familier. ---Konten 10, halaman 2 dari 18
Rasa bersalah atas perbuatanku membakarku melebihi luka sayatan dedemit mana pun. ---Konten 11, halaman 5 dari 23
Namun, aku tidak mau mengundang kesialan dengan berbesar kepala. ---Konten 21, halaman 12 dari 17
Jangan remehkan kedahsyatan pikiran ribuan manusia yang memercayai hal yang sama. Mereka bisa mengubah realitas. Kadang-kadang menjadi lebih baik, kadang-kadang malah lebih buruk. ---Konten 28, halaman 5 dari 15
Aku memaafkanmu. Tapi, bukan demi kau. Karena aku tidak mau menjemput maut sambil membawa kebencian padahal aku bisa membawa cinta. ---Konten 30, halaman 13 dari 21
Sudah sepantasnya. Kau berbuat jahat, kau tidak enak hati karenanya, kau lantas berbuat lebih bak. Mungkin itulah tandanya bahwa kau memiliki nurani. ---Konten 31, halaman 10 dari 26
Duka tiap orang memiliki masa hidupnya sendiri; duka tersebut mesti mengikuti jalurnya sendiri. ---Konten 38, halaman 13 dari 22
Hidup ini bernilai karena ada akhirnya, Nak. ---Konten 40, halaman 9 dari 17
"Satu-satunya perberdaan antara satir dengan faunus, kataku, adalah perbedaan yang kita lihat di mata kita sendiri. Dan yang mereka lihat di mata mereka sendiri. ...". ---Konten 40, halaman 16 dari 17
..., emosi manusia seperti kawat berduri saja. Mustahil dipegang dan mustahil diarungi. ---Konten 41, halaman 4 dari 15
Monday Book Review
- Follow blog irabooklover via akun Google atau tambahkan di blogroll/bloglist/daftar bacaan kalian.
- Buat blog post yang berisi review buku di hari Senin.
- Sertakan button/ikon/banner/gambar Monday Book Review di bawah ini di dalam postingan kalian dengan link menuju post ini.
- Silakan tinggalkan link postingan kalian di kolom komentar post ini.
- Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah menshare book review-nya di hari Senin \^_^/
0 Comments:
Posting Komentar