Identitas Buku
***
Blurb
Merangkum tiga generasi, Sorgum Merah, novel tentang keluarga dan mitos, diungkapkan melalui serangkaian kilas balik. Menggambarkan berbagai peristiwa yang sangat mencekam dengan lanskap yang begitu indah, tatkala rakyat Cina menghadapi pasukan penjajah Jepang serta rekan sebangsanya dalam masa peperangan yang bergejolak liar pada tahun 1930-an.
Menjadi legenda di Cina, sehingga memenangi penghargaan sastra utama dan menginspirasi film yang dinominasikan Oscar, Sorgum Merah adalah perpaduan dongeng dan sejarah yang menghasilkan karya fiksi tak terlupakan.
Review
"Namun, Kakek melupakan pelajaran sejarah sederhana bahwa matahari cerah akan gelap, bulan purnama menyusut, cangkir yang terlalu penuh akan tumpah, dan kemelaratan mengikuti kemakmuran." —hlm. 450
Ini adalah kisah yang bersetting saat rakyat Cina menghadapi penjajah Jepang dan saudara sebangsanya sendiri. Mereka terjebak dalam perang yang mencekam pada tahun 1930-an.
Dengan tokoh-tokoh utama dari sebuah keluarga, cerita ini disampaikan oleh sang cucu. Disampaikan secara kilas balik dari berbagai kejadian penting di keluarga mereka termasuk keterlibatan keluarga itu dalam perang melawan penjajah Jepang dan tentara bonekanya.
Cerita tentang keluarga ini di dominasi oleh sang kakek. Si Kakek mungkin bukan termasuk orang baik-baik dalam standar masyarakat umum mengingat kecenderungannya untuk membunuh orang-orang yang tidak dia sukai. Sisi baiknya adalah keberaniannya memimpin perlawanan terhadap penjajah Jepang tanpa diminta.
Penjajahan memang tidak berperikemanusiaan dan berperikeadilan. Buku ini menyampaikan suasana kerasnya peperangan yang sangat kental. Berkali-kali saya berhenti membaca sejenak dari adegan-adegan kejam—sebutlah seperti dimutilasi dan dikuliti hidup-hidup.
Kejam. Kata itulah yang muncul di pikiran saya setelah membaca buku ini. Perang membuat tokoh-tokoh di buku ini kehilangan orang yang mereka saya sayangi secara menyakitkan.
Sorgum merah yang menjadi judul buku ini menjadi saksi bisu atas peperangan yang terjadi. Setting tempat cerita ini adalah sebuah daerah bernama Kabupaten Gaomi Timur Laut yang ditumbuhi dengan subur oleh tanaman sorgum merah.
Sorgum merah bisa bertahan melewati peperangan. Namun, pelajaran sejarah sederhana seperti yang disebutkan oleh kutipan di awal tidak mengijinkannya untuk terus berjaya di atas tanah subur Kabupaten Gaomi Timur Laut.
At last, buku yang bagus sebenarnya tapi ceritanya terlalu kejam dan terlalu penuh dengan kekerasan bagi saya. Tidak bisa bilang suka tapi tidak bisa bilang tidak suka juga. Tapi tetap saya kasih 3 dari 5 bintang karena ceritanya sangat berkesan.
Monday Book Review
- Follow blog irabooklover via akun Google atau tambahkan di blogroll/bloglist/daftar bacaan kalian.
- Buat blog post yang berisi review buku di hari Senin.
- Sertakan button/ikon/banner/gambar Monday Book Review di bawah ini di dalam postingan kalian dengan link menuju post ini.
- Silakan tinggalkan link postingan kalian di kolom komentar post ini.
- Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah menshare book review-nya di hari Senin \^_^/
0 Comments:
Posting Komentar