Halo...selamat hari Selasa, berjumpa lagi kita di postingan berlabel Tuesday Book Trivia yang membahas tentang hal-hal ringan seputar buku. Selasa ini saya ingin share tentang pengalaman saya sebagai seorang book blogger dan juga bookstagrammer. Kenapa book blogger dan bookstagrammer? Karena saya hanya men-share kegiatan membaca saya lewat dua media ini di luar Goodreads, hihihi.
Book Blogger
Saya mengawali reading journal saya lewat media blog di tahun 2012. Saya memilih blog karena selain ingin melatih writing skill, saya juga denger kita bisa dapat uang dari hasil nge-blog. Sayang saya tidak tahu bagaimana caranya. Ga tanya Google juga waktu itu, #selfkeplak.
Saya pun mencoba bergabung dengan komunitas Blogger Buku Indonesia (BBI). Siapa tahu dapat info bagaimana caranya dapat uang dari hasil nge-blog.
Namun, ternyata komunitas itu sama sekali bukan komunitas yang berorientasi ke monetizing blog. Komunitas itu benar-benar komunitas para pembaca buku dan untunglah sama sekali bukan komunitas penulis buku juga.
Saya merasa nyaman sekali berada di BBI. Apa yang kita omongin nyambung. Karena waktu itu saya masih menjadi jomlo pengangguran, saya punya banyak waktu untuk membaca buku dan membagikan segala hal tentangnya di blog.
Waktu itu blog saya update terus. Senang deh. Saking senangnya nge-blog bareng teman-teman BBI, saya sampai ga kepikiran lagi untung gabung sama komunitas blogger lain, hahhah.
Sayangnya, komunitas ini mulai sepi di sekitar tahun 2017 atau 2018. Saya kurang tahu kenapa karena di tahun 2017 itu saya sudah bekerja dan menikah sehingga jadi makin kudet dengan berita-berita hangat yang terjadi di komunitas.
Meskipun BBI tidak aktif lagi, saya masih melanjutkan menulis di blog. Supaya ada teman, saya bergabung dengan komunitas Female Blogger Banjarmasin (FBB) kalau tidak salah di tahun 2018. Saya kenal FBB dari teman sesama bookstagram yang selalu menambahkan hashtag #femalebloggerbanjarmasin di setiap postingannya.
Di komunitas inilah saya akhirnya menemukan apa yang saya cari 6 tahun sebelumnya, yaitu bagaimana caranya mendapatkan uang dari hasil nge-blog, wkwkwk. Terima kasih FBB.
Bookstagrammer
Postingan pertama saya di IG tertanggal 9 Agustus 2014. Waktu itu saya cuma update sesuka hati dengan foto buku seadanya plus caption pendek. Saya belum mengenal bookstagrammer lainnya saat itu. Teman-teman sesama pembaca buku saya di IG adalah para anggota BBI dulu.
Saya jadi lebih sering update di IG karena ikut berbagai giveaway yang diadakan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama untuk merayakan ultah-nya yang ke- 42 pada tahun 2016. Lucunya, setelah giveaway berakhir, saya baru sadar kalau akun IG saya masih di private, *tepokjidat*.
Saya mulai mengenal teman-teman bookstagram lain di tahun 2019. Waktu itu saya ikut tantangan dari komunitas @bookstagramindonesia. Saya mencoba beberapa kali ikut mengunggah foto buku tapi tidak ada satu pun yang di repost balik, wkwkwk, kasian.
Setelah melihat foto teman-teman bookstagram lain, well, foto saya memang tidak ada apa-apanya. Foto-foto buku mereka masyaAllah cantiknya. So, saya akhirnya memutuskan mundur dari komunitas tersebut.
Untungnya, ada komunitas lain yang berfokus pada kegiatan membaca bukunya saja dan tidak menilai foto. Jadi saya bisa ikut berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang mereka buat.
Sebenarnya kepingin sih belajar biar bisa bikin foto-foto cantik kayak para bookstagrammer lain. Tapi takutnya saya tidak bisa menyediakan waktu karena kesibukan saya sebagai seorang working mom. Jadi woles saja lah dulu, hohoho, *bilangajamalas*, *dikeplakpakaisandal*.
Book Blogger vs Bookstagrammer
Baik book blogger maupun bookstagrammer dua-duanya ada plus minusnya.
Kalau book blogger itu:
(+) Bebas menulis panjang tanpa dibatasi jumlah karakter.
(+) Tidak perlu foto buku yang cantik untuk bisa update.
(+) Arsip postingan tertata rapi. Bisa dengan mudah mencari koneksi antar postingan.
(-) Agak susah untuk update blog lewat smartphone.
(-) Interaksi antar pengguna blog tidak secepat IG.
Kalau bookstagrammer itu:
(+) Interaksi antar sesama bookstagrammer lebih cepat.
(+) Bisa update feed lewat smartphone.
(-) Isi caption terbatas.
(-) Perlu foto (kalau bisa yang instagrammable) untuk update feed.
(-) Sedikit susah untuk mencari arsip postingan.
At last, baik menjadi book blogger maupun bookstagrammer sama-sama menyenangkan kok. Saya sekarang lebih duluan update kegiatan membaca saya di IG daripada di blog. Walaupun harus bela-belain ngambil foto buku yang cakepan dikit lah daripada biasanya. Saya update di blog-nya menyusul kalau sudah bisa pegang laptop tanpa ada "bantuan" dari para serdadu kecil saya XD.
So, bagaimana dengan kalian? Lebih suka jadi book blogger atau bookstagrammer? Yuk dishare ^_^
Tuesday Book Trivia
- Follow blog irabooklover via akun Google atau tambahkan di blogroll/bloglist/daftar bacaan kalian.
- Buat blog post yang berisi hal-hal ringan seputar buku di hari Selasa.
- Sertakan button/ikon/banner/gambar Tuesday Book Trivia di atas di dalam postingan kalian dengan link menuju post ini.
- Silakan tinggalkan link postingan kalian di kolom komentar post ini.
- Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah menshare book trivia-nya di hari Selasa \^_^/
Sejujurnya sampe sekarang aku tetep suka dengan book blogger, rasanya lebih mudah berekspresi lewat kata-kata aja dan lebih lepas tanpa beban. Sayangnya baru coba menyelam ke bookblogger saat sudah sepi komunitasnya.
BalasHapusAkhirnya aku coba ikutan juga menyelam ke bookstagram. Menurutku itu susah banget. Kita dituntut harus kreatif banget membuat orang mau datang ke postingan kita dan ikut comment atau diskusi. Sama kayak Mba, bikin foto yang bagus itu susah, aku pernah coba sampe ikut beli printilannya tapi berakhir tidak enjoy karena merasa terbebani, akhirnya malah gak post apa-apa. Makanya sekarang cuma menyederhanakan gambar aja dan berharap ulasannya bisa menarik. Apalagi beda dengan blog, kalo review di IG gak akan muncul yang ada di IG kita saat dicari google ya 😅
Wah iya bener banget Mbak, review di IG ga muncul kalau kita tanya Google. Setuju, kalau di blog itu lebih lepas, kalau di IG kayak ada beban tambahan, *eh*. Tapi senengnya di IG itu bisa lihat foto-foto dan video buku nan cantik-cantik, walaupun diri sendiri tak bisa bikin, wkwkwk.
HapusAku baru tau istilah bookstagrammer ini, apa mungkin nanti akan berkembang jadi booktiktoker ya, untuk menyesuaikan dengan medsos terupdate. Tapi aku salut di zaman orang2 sekarang darurat membaca dan tudak suka baca, penyuka2 buku tetap bertahan dan semangat menularkan kegemaran suka buku
BalasHapusBooktok sudah ada Mbak di TikTok, lagi rame-ramenya juga. Booktube juga ada buat para Youtuber XD
Hapus