Kenapa saya tonton ulang....
Teman-teman...udah baca belum postingan Jonathan Stroud di IG beliau tentang kelanjutan movie Lockwood & Co. di Netflix? Postingan itu sudah lebih dari satu minggu yang lalu dan heartbreaking-nya masih terasa di hati saya, *eaaaaa*.
Saya sengaja subscribe Netflix cuma buat nonton seri ini. Dan betapa patah hatinya saya saat Netflix memutuskan untuk tidak melanjutkannya ke season 2, hikzzzzsssss, *sedotingus*.
Sebetulnya kepingin langsung unscribe Netflix sih, tapi di Netflix lah satu-satunya media dimana saya bisa nonton kegantengan Lockwood. Jadi, yah saya putuskan untuk menonton ulang kedelapan episodenya kembali, hahhah. Saya mungkin juga akan reread lagi kelima bukunya.
Iya, sesuka itu saya sama Lockwood & Co. baik buku ataupun filmnya. Ini agak tidak biasa karena saya penakut untuk sesuatu yang berbau horror, meskipun itu buku.
Tapi tidak untuk Lockwood. Seseram apapun cerita dan ilustrasi hantunya, saya tetap suka. Kalau saya bilang sih, kharisma Lockwood di buku membuat saya berani menghadapi aura horror para hantu dan kegantengan Lockwood di movie menutupi semua kekurangan yang ada di filmnya, *eeeh*. Ngomong-ngomong, soal gantengnya Lockwood yang mampu membuat saya mengabaikan perbedaan antara movie dan buku ini juga disetujui oleh Mbak Thessa, wkwkwk. Silakan langsung kunjungi blog Mbak Thessa untuk baca cerita lengkapnya yak.
Setelah saya tonton ulang....
Saya masih sukaaaaaa. Bayangan saya tentang Lockwood persis mewujud di movie-nya. Saya rasa Cameron Chapman cocok sekali jadi Lockwood. Kata Mbak Thessa sih senyum tipis-tipisnya itu bikin gemes, hihihi, *maklumikamiparaemakemak*.
Saya tidak keberatan kalau George versi movie berbeda dengan George versi buku. FYI, George dibuku bernama George Cubbins dan dimovie bernama George Karim. Kelihat bedanya kan selain perbedaan nama?, *winks*.
Saya juga tidak keberatan tokoh Joplin yang jadi berbeda gendernya antara buku dengan film. Ataupun perbedaan cara Joplin memanipulasi George untuk menguak rahasia cermin tulang.
Saya suka Inspektur Barnes versi film. Gemes deh lihat cara dia menghadapi ulah Lockwood dan kawan-kawan.
Kips versi film juga cocok menurut saya. Mukanya itu ada aura nyebelin tapi ada aura imutnya juga pas dia curhat ke Lucy, haha.
And the last but not least, Lucy dan si tengkorak. Saya rasa Lucy-nya juga cocok. Ruby Stokes-nya cantik bangeeet. Dan dia bisa menjadi begitu Lucy saat memerankan Lucy XD.
Interaksi antara Lucy dan tengkorak mungkin tidak persis dengan bayangan saya saat membaca bukunya. Tapi ada dapet lucunya juga kok. Meskipun masih kalah jauh dari bukunya.
IMO, seandainya si tengkorak ini sama sarkatis dan kocaknya dengan yang dibuku mungkin movie-nya bakalan jauh lebih bagus lagi. Si tengkoraklah, menurut saya, yang membuat buku ini meninggalkan kesan yang dalam, sama seperti Bartimaeus. Dan kesan yang ditinggalkan Lockwood sama seperti kesan yang ditinggalkan oleh Nathaniel. Btw, saking berkesannya si Nathaniel ini saya sampai ingin menamai nama anak saya dengan nama Nathaniel juga, wkwkwk. FYI, Nathaniel dan Bartimaeus adalah dua karakter berupa duo manusia dan jin di buku karya Jonathan Stroud sebelumnya , "The Bartimaeus Trilogy".
Selain itu, perbedaan yang saya notice adalah scene undakan menjeritnya sendiri. Waktu baca scene ini dibukunya dulu saya seakan ikut mendengarkan hororr kepanikan para biarawan di undakan tersebut saking hidupnya scene-nya. Scene ini berkesan sekali sampai saya masih ingat sampai sekarang dan langsung ngeh saat movie-nya menampilkan hal yang berbeda. Di movie-ya, para biarawan itu berdoa sambil berbaris rapi, sama sekali gak menjerit. Tapi it's oke lah. Kemunculan hantu para biarawan itu sama seramnya.
Actually, saya bisa menerima perbedaan-perbedaan antara movie dan buku karena kebanyakan saya sudah lupa detail-detail cerita dari bukunya (kecuali scene undakan menjerit tadi tentunya), *dikeplakpakaisandal*. Setelah mengubek-ngubek blog untuk membaca kembali kenangan saya tentang Lockwood, saya baru ingat kalau ternyata saya membaca Lockwood di tahun 2014. Sudah lama sekali kawan, hampir satu dekade yang lalu.
Saya baru ingat juga kalau buku pertama dari seri Lockwood & Co. saya dapatkan dari menang event #ResensiPilihan yang diadakan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama. Wow, that was so sweet. Untung saya merekamnya di blog, *pelukblogku*
Sejak saat itu, saya setia menunggu buku terjemahan berikutnya terbit. Berkat bantuan dari Mbak Maria HobbyBuku, saya bisa mendapatkan bukunya lebih awal bahkan sebelum teman saya yang berdomisili di Banjarmasin dan juga suka Lockwood sadar kalau buku terjemahannya sudah beredar di Gramedia, wkwkwk.
At last....
Yaaah, setelah menonton ulang drama serinya di Netflix, saya jadi sedikit terhibur. Benar seperti kata Mbak Thessa, kegantengan Lockwood memang bisa mencerahkan hari, *uhuk*. Tapi saya masih rada sedih mengingat seri ini bakalan ga dilanjutkan ke season 2. Mari kita dengarkan bersama lagu dari Lyodra berikut untuk mewakili hati yang galau ini *eaaaaa*, *dikeplakmasa*. Masih berharap ada keajaiban bahwa nanti entah bagaimana, drama seri ini akan dilanjutkan ke season 2 dan seterusnya. Semoga.
Dan mengutip kata-kata Mr. Jonathan Stroud di IG-nya:
...And I want you to know that Portland Row will always be open for business. There's a light burning in the living room, cakes on the table, new cases yet to solve... Please drop by any time.
It's your home too, after all.
Jonathan
Hiks, crying.....well, ada yang mau balik ke Portland Row bareng saya?
***
- Lockwood & Co. #1: The Screaming Staircase - Undakan Menjerit
- Lockwood & Co. #2: The Whispering Skull - Tengkorak Berbisik
- Lockwood & Co. #3: The Hollow Boy - Pemuda Berongga
- Lockwood & Co. #4: The Creeping Shadow - Bayangan Mengendap
- Lockwood & Co. #5: The Empty Grave - Makam Tanpa Penghuni
Tuesday Book Trivia
- Follow blog irabooklover via akun Google atau tambahkan di blogroll/bloglist/daftar bacaan kalian.
- Buat blog post yang berisi hal-hal ringan seputar buku di hari Selasa.
- Sertakan button/ikon/banner/gambar Tuesday Book Trivia di atas di dalam postingan kalian dengan link menuju post ini.
- Silakan tinggalkan link postingan kalian di kolom komentar post ini.
- Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah menshare book trivia-nya di hari Selasa \^_^/
Dari banyak series buku, Lockwood ini juga salah satu yang bikin penasaran. Kayaknya saya ketinggalan banyak membaca series makanya masih banyak banget series yang belum dijajal. Dan setelah baca artikel ini, saya jadi tertarik untuk mulai mencari buku pertamanya dulu biar bisa mencicipi seseru apa cerita hantunya.
BalasHapusDuh, pengen cepet punya, hehe.
Sayang banget ya kalau series TV tidak dilanjut ke season berikutnya. Kayak menggantung gitu. Kira-kira keputusan meng-cut season begitu karena apa ya? Apa rating series TV nya jelek ya?
Hmm, hmmm...
Wah, saya doakan semoga segera bisa "berjodoh" dengan Lockwood & Co. XD. Recommended banget buat dibaca. Saya juga ga sabar banget nunggu gimana pendapatnya nanti setelah baca Lockwood & Co. Semoga nanti bisa bergabung dalam satu tim bersama saya dan Mbak Thessa dan penggemar Lockwood lainnya. Yes!!!! Kabarin saya nanti yak kalau sudah selesai baca XD
HapusHmmm, saya bukan penggemar film jadi kurang tahu kenapa Netflix bisa setega itu meng-cut sebuah drama seri sebelum tamat. Kalau dilihat dari rating, rating movienya tinggi kok. Commentnya juga banyak dan bagus-bagus. Ada yang bilang dari salah satu comment itu kalau alasan cut ini karena Netflix punya algoritma sendiri yang bisa menentukan apakah sebuah drama seri layak dilanjutkan atau tidak. Mungkin ada banyak penilaian lain yang membuat "si algoritma" merekomendasikan hasil seperti ini ;(
Aku udah kudet banget nih tentang dunia per'buku'an. Baru tau kalo ada buku yg berjudul Lockwood dan tentu penasaran gimana kalo difilmkan. Apakah seseru bukunya atau malah kalah seru. Kalo aku maen ke rumah ortu ntar kucoba nonton filmnya di netflix deh. Sip lah.
BalasHapusHarus nonton Mbak, cakep abis 👍
HapusSabar aja dulu mbak mana tau nanti ada season 2nya. Mana pemainnya cakep2 ya, saya yg bukan penonton netflix jadi penasaran nih hahaha
BalasHapusInggih Mbak, ulun berusaha sabar, hiks, *masihnangis*
HapusWah kebetulan saya masih langganan Netflix nih mbak. Wajib nonton film ini sepertinya. Udh gitu ada spoiler pemainnya ganteng, makin pengen Nonton
BalasHapusAyok nonton Mbak, bantu kasih support biar Netflix bisa melanjutkan ke season 2, ehehehe
Hapus