Mrs. McGinty’s Dead - Mrs. McGinty Sudah Mati • Agatha Christie • @bukugpu • Edisi Bahasa Indonesia, Cetakan VII, April 2024, 312 halaman
“Mrs. McGinty sudah mati. Bagaimana matinya?
Berlutut seperti aku ini.
Mrs. McGinty sudah mati. Bagaimana matinya? Mengulurkan tangan seperti aku ini.
Mrs. McGinty sudah mati. Bagaimana matinya?
Seperti ini…”
—halaman 284
Lagi, sebuah sajak dari permainan anak-anak menjadi sebuah titik dalam cerita. Ngomong-ngomong, IMO, untuk ukuran permainan anak-anak, permainan ini cukup seram yak 😅.
Buku ini saya baca untuk #ReadChristie2025 bulan Februari dengan tema “Author”. Dan karakter yang berkarir sebagai seorang pengarang di sini adalah Ariadne Oliver.
Ariadne Oliver dan Inspektur Spence membuat selipan-selipan kocak di kasus kali ini. Ngomong-ngomong lagi, saya lupa, Inspektur Spence ini pernah muncul di kasus lain juga tidak ya?
Balik ke cerita, jadi ada pembunuhan di sebuah desa. Yang menjadi korban adalah seorang wanita bernama McGinty. McGinty ini semacam pembantu rumah tangga tidak tetap. Dia bekerja di beberapa rumah tetangganya masing-masing di hari-hari yang berbeda.
Sekilas kasus ini mudah. Motif dan bukti-bukti menunjuk kepada satu orang. Keputusan pengadilan sudah ditetapkan. Namun, Inspektur Spence tidak puas. Intuisinya mengatakan bukan orang itu pelakunya.
Inspektur Spence pun meminta bantuan Poirot. Dalam penyelidikannya, Poirot bertemu Mrs. Oliver yang kebetulan ada urusan juga di desa itu. Dan tentu saja, “intuisi wanita” Mrs. Oliver juga ikut berperan di kasus kali ini 🤭.
Kemudian ada adegan yang menarik perhatian saya, yaitu saat para tokoh-tokoh di buku ini berdebat tentang faktor keturunan dan faktor lingkungan terhadap sifat manusia.
At last, saya suka kasus Poirot yang ini. Ada adegan-adegan kocak yang melibatkan Mrs. Oliver dan Inspektur Spence, serta Poirot yang harus bertahan menginap di guest house Long Meadows yang semrawut. 4 dari 5 bintang untuk buku ini. I really liked it ⭐⭐⭐⭐.
0 Comments:
Posting Komentar