Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu'alaikum teman-teman semua...
Hai..hai..hai...berjumpa kembali dengan saya di post #FBBKolaborasi untuk bulan Desember dengan tema Hari Ibu Nasional.
Di bulan sebelumnya, #FBBKolaborasi mengambil tema Hari Ayah Nasional. Saya ikut berpartisipasi dengan menulis review buku Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye.
#FBBKolaborasi sendiri adalah event posting bareng bulanan dari komunitas Female Blogger of Banjarmasin. Postingannya bebas asalkan sesuai dengan tema yang sudah ditentukan sebelumnya. Biasanya temanya adalah tentang hari-hari besar nasional atau internasional yang diperingati di bulan yang bersangkutan. Nah, untuk bulan ini, temanya adalah Hari Ibu Nasional yang jatuh pada tanggal 22 Desember.
Di post kali ini, saya ingin membahas tentang dua karakter ibu dari dua buku terakhir yang saya baca. Oleh karena itu, postingan kali ini bukanlah review, melainkan meme yang bernama Character Thursday.
Sebelumnya bagi teman-teman yang belum pernah mendengar tentang Character Thursday, Character Thursday adalah sebuah meme yang dihost oleh Mbak Fanda dari blog Fanda Classiclit yang khusus membahas tentang karakter yang menarik perhatian kita dari sebuah buku. Sesuai namanya, Character Thursday di post setiap hari kamis.
Tidak ada format khusus untuk postingan Character Thursday. Teman-teman bebas menulis apapun tentang karakter tersebut. Untuk informasi lebih jauh tentang cara main Character Thursday, teman-teman bisa mengklik button Character Thursday di atas.
Oke, kembali ke dua karakter ibu tadi. Karakter ibu pertama saya ambil dari buku Last Forever karya Windry Ramadhina. Karakter ibu kedua saya ambil dari buku Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye.
Kedua karakter ibu ini menarik perhatian saya karena memiliki kesamaan. Mereka sama-sama dikira tidak bahagia oleh anak-anaknya. Sayangnya, hal itu mengakibatkan perubahan yang cukup besar terhadap pola pikir sang anak.
Ruruh Rahayu, adalah ibu dari Lana Hart, karakter utama perempuan dari buku Last Forever. Ruruh Rahayu dulunya adalah seorang penari tradisional terkenal yang sudah sering pentas di luar negeri. Di salah satu pentasnya tersebut, dia bertemu dengan William Hart, seorang jurnalis sederhana dari Amerika.
Mereka saling jatuh cinta dan menikah. Pernikahan tersebut mengakibatkan Ruruh harus melepaskan kariernya sebagai penari. Ruruh mengikuti suaminya ke Amerika. Hidup sebagai ibu rumah tangga dan mengasuh anak mereka, Lana.
Suatu hari, Lana melihat ibunya menari. Dilatarbelakangi cahaya senja, sang ibu tampak seperti malaikat. Lana sangat terpesona. Namun, tiba-tiba, ibunya berhenti menari, terjatuh ke lantai, dan menangis.
Semula, Lana tidak mengerti sama sekali. Dia masih terlalu kecil kala itu. Namun, perlahan-lahan, seiring usianya bertambah, dia menyadari sesuatu yang sangat mendasar, yang kemudian memengaruhi pilihan-pilihan penting dalam hidupnya.
Ibunya tidak bahagia. Pernikahan tidak membuat ibunya bahagia. Pernikahan justru memaksa perempuan itu melepaskan hal berharga.
Dia tidak menyukai ayahnya karena itu. Ayahnya adalah penyebab ibunya menangis.
---Last Forever hlm. 73
Ibunya tidak bahagia. Pernikahan tidak membuat ibunya bahagia. Pernikahan justru memaksa perempuan itu melepaskan hal berharga.
Dia tidak menyukai ayahnya karena itu. Ayahnya adalah penyebab ibunya menangis.
---Last Forever hlm. 73
Lana pun menjadi seorang wanita yang anti komitmen. Dia tidak ingin menikah. Dia tidak akan melepaskan karirnya yang sedang bagus-bagusnya demi sebuah pernikahan. Dia masih punya segudang impian. Dia takut, pernikahan hanya akan mengambil semua itu darinya.
Bagaimana jika dia berakhir sama? Bagaimana jika dia menjadi malaikat yang menangis kala senja karena menyesal kehilangan apa yang pernah dimilikinya?
---Last Forever hlm. 103
---Last Forever hlm. 103
See? Lana mengira ibunya tidak bahagia di dalam pernikahannya. Tidak jauh berbeda, Dam di buku Ayahku (Bukan) Pembohong juga mengira ibunya tidak bahagia. Keluarga mereka hidup sangat sederhana. Selalu naik angkutan umum kemana-mana. Dam tidak pernah melihat ibunya tertawa bahagia. Dam mengira ibunya tidak bahagia karena ayahnya memilih untuk hidup sederhana.
"Dua puluh tahun Ibu hidup apa adanya. Sehat empat bulan, jatuh sakit satu-dua minggu. Aku tidak pernah melihat Ibu tertawa bahagia, kecuali tersenyum atau menangis terharu. Ibu tidak pernah ke mana-mana selain rumah kecil kita. Tidak punya rumah mewah, mobil, perhiasan, hanya berkutat mengurus rumah. Rutinitas yang sama setiap hari, itu-itu saja. Kehidupan Ibu hanya di sekitar itu. Ibu tidak pernah bahagia. Ibu boleh jadi bosan, tetapi dia tidak pernah mengeluh."
---Ayahku (Bukan) Pembohong hlm. 233
---Ayahku (Bukan) Pembohong hlm. 233
Bahkan Dam sangat menyayangkan kesederhanaan itu karena kalau tidak, mereka bakalan punya cukup uang untuk membawa ibu yang sering sakit-sakitan untuk menjalani pengobatan yang lebih baik. Dam membenci ayahnya karena hal itu.
"Aku tidak peduli, Yah. Yang aku peduli, Ayah seharusnya membawa Ibu melakukan perawatan panjang itu setahun silam, bahkan bertahun-tahun silam. Ayah bisa menjual apa saja demi Ibu. Rumah kita. Meminjam uang ke mana saja, ke papa Jarjit. Ayah seharusnya melakukan apa saja."
---Ayahku (Bukan) Pembohong hlm. 234
---Ayahku (Bukan) Pembohong hlm. 234
Nah..nah..nah, benarkah ibu dari anak-anak ini tidak bahagia seperti yang mereka kira? Yaah...silakan dibaca sendiri bukunya, hihihi.
Yang hanya bisa saya katakan sebagai seorang ibu dari seorang gadis cantik berumur 19 bulan adalah, melihat anak saya lahir, tumbuh besar dan sehat sudah lebih dari cukup untuk membuat saya bahagia.
Saya juga masih memiliki segudang impian yang entah hanya tertunda atau sudah saya kubur sama sekali. Tapi hal itu akan langsung terlupakan ketika mulut kecil yang lucu itu memanggil saya mama.
Tapi meskipun begitu, jujur saya masih was-was apakah ibu saya juga bahagia, hahhah, *dasarplinplan*, *selfkeplak*. Sepertinya masih banyak keinginan ibu yang masih belum bisa saya wujudkan. Saya hanya bisa berdoa semoga saya bisa menjadi anak yang sholehah untuk beliau.
Btw, saya rasa, kalau seorang anak menanyakan kepada ibunya apakah ibu bahagia? Saya rasa hampir semua ibu akan menjawab ya. Akan menjadi tugas sebagai anak untuk memahami, bagaimana sebenarnya definisi kebahagian bagi seorang ibu.
At last, IMO, seorang ibu akan selalu bahagia saat melihat anak-anaknya tumbuh sehat serta bahagia, dan yang paling utama, tumbuh menjadi anak yang sholeh/sholehah.
Selamat Hari Ibu Nasional \^_^/