Tampilkan postingan dengan label Eoin Colfer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Eoin Colfer. Tampilkan semua postingan
***
Artemis Fowl and The Last Guardian | Eoin Colfer | @bukugpu , Cetakan I, 2020, 360 hlm
***
Saya kalau baca buku terakhir dari sebuah seri favorit itu rasanya campur aduk. Penasaran ingin tahu bagaimana endingnya tetapi semacam tak rela juga kalau seri itu berakhir.
Jadi di buku ini, tokoh antagonis kita, si Opal Koboi, meskipun telah terkurung di penjara tercanggih, ternyata belum terkalahkan. Ambisinya untuk menaklukkan dunia malah semakin menjadi-jadi.
Saya jadi teringat waktu pertama kali membaca nama Opal Koboi. Nama yang menurut saya terdengar aneh dan sama sekali tidak menggambarkan seseorang yang ternyata memiliki ambisi untuk menjadi ratu kaum peri dan bertekad memusnahkan seluruh manusia, *sungkemsamaOpal.
Opal mempunyai rencana untuk membuka kunci sebuah gerbang yang akan melepaskan sepasukan prajurit peri kuno terhebat serta memicu terjadinya pemusnahan kaum manusia.
Dan Opal benar-benar serius. Dia rela melakukan apa saja agar ambisinya itu terwujud. Benar-benar apa saja.
Kejeniusan Artemis benar-benar diuji karena Opal sudah menyusun rencana agar Artemis mati langkah.
Dan, yah, ending yang luar biasa kalau menurut saya. Saya selalu suka adegan adu kecerdasan antara Artemis dan Opal Koboi. Dan kalaupun salah satu dari mereka terkecoh, itu pasti karena sifat buruk mereka sendiri. Sifat buruk memang membawa kerugian. Itu pesan moral yang bisa saya tangkap dari buku ini, *sotoymodeon.
At last, halaman-halaman terakhir dari buku ini sempat membuat saya menitikkan air mata. Namun endingnya ternyata malah membuat saya ingin mencubit seseorang.
Petualangan bersama si anak jenius berakhir sudah. Saya akan merindukan Artemis, Holly, Butler, Foaly dan juga yang lainnya. Seri Artemis Fowl sekarang resmi menjadi salah satu koleksi favorit saya yang berharga, *uhuk. Semoga bisa reread lagi nanti. 5 dari 5 bintang untuk The Last Guardian. It was amazing.
Kutipan favorit:
"Aku bisa melakukannya, dia menyadari. Aku bisa berpikir menggunakan hatiku" ---hlm. 309
Artemis Fowl and The Atlantis Complex #BookReview
irabooklover Februari 04, 2020 Artemis Fowl, Book Review, Eoin Colfer, Gramedia Pustaka Utama, Review 2020 No comments
***
Artemis Fowl dan Atlantis Complex | Eoin Colfer | @bukugpu | Cetakan I, 384 hlm, 20 cm, Jakarta 2018 | Buku Ke-7 dari seri #artemisfowl
***
Perasaan bersalah memang bisa menyebabkan penyakit kejiwaan dan Artemis mengalaminya sendiri. Siapapun yang mengenal Artemis akan mengatahui kalau sekarang dia berbeda. Banyak hal anel yang dilakukannya, diantaranya adalah sengaja menyusun kalimat dalam 5 kata kalau bicara dan ketakutan setengah mati terhadap angka 4.
Dan entah suatu kebetulan atau bukan, di saat kondisi kejiwaan Artemis sedang tidak sehat seperti itu, malah ada musuh licik yang membunuh sepasukan LEP dan sekarang mulai mengarahkan mesin penghancurnya untuk meluluhlantakkan Atlantis.
Hmmm...sepertinya buku ketujuh ini sangat menegangkan dan bearoma kehancuran, ya? . Etapi ternyata tidak sama sekali. Saya rasa malah buku ini adalah buku terlucu di antara keenam buku lainnya. Apalagi saat Orion muncul, haduh, lucunya 🤣🤣🤣. Saya sampai bisa menyelesaikan membaca buku ini dalam sehari.
Ending buku ini bittersweet karena semua masalah di atas terjadi karena alasan cinta 💕💕💕
Dan apakah jawaban misteri yang ada di buku keenam terjawab di sini? Hmmm...mari kita gantung saja dan sampai berjumpa kembali di buku ke-8. Semoga 😊
Artemis Fowl and Time Paradox #BookReview
irabooklover Februari 04, 2020 Artemis Fowl, Book Review, Eoin Colfer, Fantasy, Gramedia Pustaka Utama, Review 2020 No comments
***
Judul: Artemis Fowl and The Time Paradox | Seri: Artemis Fowl #6 | Pengarang: Eoin Colfer | Penerbit: Gramedia Pustaka Utama | Edisi: Cetakan I, 2018, 416 hlm, 18 cm | Rating saya: 4 dari 5 bintang
***
Ibu Artemis terjangkit penyakit peri yang mematikan. Sayangnya, obat penyakit itu hanya bisa didapatkan dari masa lalu.
Dengan adanya warlock demon sehebat si No. 1, pergi kembali ke masa lalu sepertinya tidak menjadi masalah bagi Artemis. Yang menjadi masalah adalah justru dirinya sendiri dalam versi yang lebih muda. Dan...adu kecerdasan antar sesama Artemis pun dimulai
Seru3x, *teriakpakaitoa*. IMO, kisah tentang perjalanan waktu memang selalu menarik meskipun kadang-kadang juga bisa bikin pening 🤣
Selalu ada kejutan dan penjelasan yang masuk akal untuk setiap situasi meskipun ada juga beberapa yang saya telan bulat-bulat saja jika logikanya terlalu sulit dicerna oleh otak saya yang malang, hahhah.
Terus endingnya itu loh, sukses membuat saya penasaran kepingin banget baca buku ketujuhnya. Apakah jawaban dari misteri ending ini ada di sana? Well, mari kita lihat saja. Cuss lanjut baca buku ketujuh 🚣♀️🚣♀️🚣♀️
Artemis Fowl and The Lost Colony by Eoin Colfer #BookReview
irabooklover Januari 27, 2020 Artemis Fowl, Book Review, Eoin Colfer, Fantasy, Gramedia Pustaka Utama, Review 2020 2 comments
***
Judul: Artemis Fowl and The Lost Colony | Pengarang: Eoin Colfer | Penerbit: Gramedia Pustaka Utama | Edisi: Bahasa Indonesia, Cetakan II, April 2018, 416 hlm, 20 cm | Status: Owned book | Beli di: @HobbyBukuShop, Tanggal terima, 13 Agustus 2018, Rp69.600,- | Rating saya: 4 dari 5 bintang
***
Blurb:
Artemis Fowl akhirnya bertemu lawan seimbang. Ada remaja genius lain yang menemukan fakta bahwa peri memang ada dan bertekad menangkapnya. Dan bukan sembarang peri. Gadis itu bermaksud menangkap demon––spesies yang paling membenci manusia.
Hanya mantra waktu kuno yang memisahkan demon dengan manusia––dan Artemis harus mencegah mantra itu runtuh. Jika dia gagal, kelompok makhluk haus darah itu akan berusaha kembali melaksanakan misi mereka: menghapus manusia dari muka bumi.
Hanya boleh ada satu pemenang––dan kali ini mungkin saja bukan Artemis Fowl orangnya.
My Review:
Wah..wah..seri ini semakin seru saja. Sekarang kita diajak berkenalan dengan salah satu ras peri yang bernama Demon.
Ras Demon ini memilih untuk tinggal di suatu tempat di luar ruang dan waktu alih-alih di bawah tanah seperti kaum peri lainnya. Namun sayang, mantra pembatas yang membuat mereka terpisah itu mulai luntur. Para Demon mulai terlihat bermunculan di tempat-tempat acak.
Nah, seperti biasa, para jenius kita (baca Artemis dan Foaly) mulai melacak kemunculan Demon-Demon ini. Di luar dugaan, ditengah pelacakan tersebut, mereka bertemu manusia jenius baru dalam wujud gadis cantik yang usianya kurang lebih sama dengan Artemis. Gadis ini juga melacak para Demon namun untuk tujuan yang berbeda tanpa tahu kalau tujuannya tersebut bisa berakibat fatal terhadap eksistensi peri dan manusia sendiri.
Selain para Demon dan gadis jenius cantik, kita juga diajak berkenalan dengan pixie kriminal lain yang bernama Doodah Day. Entah kenapa saya membayangkan Doodah ini seperti Dobby dari buku Harry Potter. Si pixie yang bernama Doodah ini ternyata sangat pandai mengemudikan kendaraan apa saja, termasuk mobil mainan yang bisa tiba-tiba menjadi mobil balap di tangan Doodah Day, hihihi.
Meskipun saya menemukan banyak typo, tapi membaca buku ini tetap terasa menyenangkan. Petualangan Artemis sangat seru. Adu kejeniusan antara Artemis, Foaly dan si jenius baru sangat luar biasa, walaupun sebagian teori-teori yang mereka ucapkan sulit saya mengerti, wkwkwk. Humor-humor yang terselip juga lucu sekali. Sangat menghibur.
At last, saya tak sabar mau baca lanjutannya lagi. So, saya kasih 4 dari bintang untuk buku ini. I really liked it.
Artemis Fowl and The Opal Deception #BookReview
irabooklover Januari 22, 2020 Artemis Fowl, Book Review, Eoin Colfer, Fantasy, Gramedia Pustaka Utama, Review 2020 No comments
***
Judul: Artemis Fowl and The Opal Deception | Pengarang: Eoin Colfer | Penerbit: Gramedia Pustaka Utama | Edisi: Bahasa Indonesia, Cetakan II, April 2018, 368 hlm, 20 cm | Status Owned Book, Beli Online @HobbyBukuShop, Diterima tanggal 16 Juli 2018 | Rating saya: 4 dari 5 bintang
***
Blurb:
Kaum Peri menghapus semua pengetahuan tentang dunia mereka dari ingatan satu satunya manusia yang mereka takuti : kriminal genius Artemis Fowl. Tapi sekarang mereka membutuhkan anak itu.
Pixie jahat Opal koboi ingin menghancurkan dunia. Menghentikannya berarti membersihkan nama kapten Holly Short yang dituduh membunuh, membebaskan si kurcaci kleptomaniak dari penjara, dan meyakinkan centaur supercerdas bahwa ia tidaklah tahu segalanya.
Kalau saja Artemis bisa mengingat mengapa makhluk makhluk aneh ini sangat bergantung padanya...
Pixie jahat Opal koboi ingin menghancurkan dunia. Menghentikannya berarti membersihkan nama kapten Holly Short yang dituduh membunuh, membebaskan si kurcaci kleptomaniak dari penjara, dan meyakinkan centaur supercerdas bahwa ia tidaklah tahu segalanya.
Kalau saja Artemis bisa mengingat mengapa makhluk makhluk aneh ini sangat bergantung padanya...
My Review:
Ngomong-ngomong, waktu saya belum kenalan dengan Opal Koboi, saya penasaran sekali dengan buku keempat dari Artemis Fowl ini. Apa sih maksudnya "Muslihat Opal" itu? Oh ternyata, Opal itu adalah nama seorang pixie jahat yang ingin menghancurkan dunia.
Ya ya, Opal rupanya belum jera dengan kekalahannya di buku sebelumnya. Dia masih punya rencana cadangan. Rencana yang ditambahi dengan aksi balas dendam kepada siapa pun yang mengacaukan rencana jeniusnya sebelumnya. Itu berarti Komandan Julius Root, Kapten Holly, Foaly, Artemis dan juga Butler bakal menjadi sasaran.
Adu kecerdasan antara Artemis dan Opal berlanjut. Tapi ingatan Artemis akan dunia peri kan dihapus? Duh..duh..bagaimana ini? Padahal rencana Opal kali ini beresiko menghancurkan dunia. Baik dunia manusia maupun dunia peri.
Dari keempat buku dari seri Artemis Fowl yang sudah pernah saya baca, saya rasa buku ini yang paling seru. Bagaimana tidak? Diawal-awal, sudah ada yang tewas. Hiks, sedihnya. Belum lagi di buku ini juga diungkapkan apa rencana Artemis di buku sebelumnya untuk mengakali proses penghapusan memori Foaly. Duh, saya senang sekali karena ada banyak orang cerdas di buku ini, haha.
Bagaimana cara Opal membalas dendam kepada musuh-musuhnya juga seru. Cara musuhnya selamat dari sasaran juga seru. Pokoknya seru semua deh, hahah, *kena keplak*.
At last, menegangkan sekali membaca petualangan Artemis kali ini. Tak sabar saya membaca lanjutannya. So, 4 dari 5 bintang untuk buku ini. I really liked it.
Artemis Fowl and The Eternity Code #BookReview
irabooklover Agustus 02, 2019 Artemis Fowl, Book Review, Eoin Colfer, Fantasy, Gramedia Pustaka Utama, Review 2019 No comments
***
Judul: Artemis Fowl and The Eternity Code - Artemis Fowl dan Sandi Abadi | Pengarang: Eoin Colfer | Penerbit: Gramedia Pustaka Utama | Edisi: Bahasa Indonesia, Cetakan Kedua, April 2018, 360 hlm, 20 cm | Rating saya: 4 dari 5 bintang
***
***
Blurb:
Artemis Fowl menciptakan komputer supercanggih dengan teknologi yang "dipinjamnya" dari Kaum Peri. Di tangan yang salah, komputer C Cube itu bisa menimbulkan kekacauan fatal, baik bagi dunia manusia maupun peradaban peri.
Segalanya jadi kacau ketika Artemis memamerkannya pada pengusaha Amerika yang licik. Apalagi ketika Butler, pengawal profesionalnya yang terkenal tidak terkalahkan, tertembak.
C Cube dirampas si pengusaha dan disimpan di ruangan dengan pengamanan maksimum. Satu-satunya cara adalah meminta bantuan peri. Mereka setuju tapi dengan satu syarat: segala ingatan Artemis tentang Kaum Peri harus dihapus.
My Review:
Kalau di buku pertama, masalah dimulai gara-gara Artemis cari gara-gara dengan para peri. Di buku kedua, para peri yang cari gara-gara dengan Artemis. Di buku ketiga ini, giliran Artemis lagi yang cari gara-gara dengan para peri.
Artemis membuat sebuah komputer bernama C Cube dengan menggunakan teknologi para peri. Sayangnya, komputer ini terlalu canggih, dan sayangnya lagi, Artemis memamerkannya ke orang yang salah.
Orang tersebut super kaya dan juga super licik. Dia berhasil merebut komputer tersebut dari Artemis dan menyimpannya di ruangan dengan pengamanan super.
Tidak ada jalan lain, Artemis pun meminta bantuan para peri. Sayangnya, para peri mau membantu tapi dengan syarat yang sangat berat untuk bisa diterima oleh Artemis.
Oke, ini adalah buku ketiga petualangan Artemis, si bocah laki-laki super jenius dan super kaya, arogan, tapi sebenarnya baik, hihihi. Jadi kali ini Artemis kembali berpetualang bersama para peri. Dia terpaksa meminta bantuan para peri karena baik nyawanya maupun nyawa Butler, pengawalnya, terancam.
Pengusaha yang menjadi saingan Artemis sangat licik. Tapi Artemis lebih jenius dan Butler lebih siaga daripada yang pengusaha itu kira. Butler berhasil melindungi Artemis dan Artemis berhasil melindungi komputer C Cube nya dengan sebuah sandi yang disebut sebagai sandi abadi.
Nah..nah seperti apakah sandi abadi ini? Yang pasti, hanya Artemis yang bisa memecahkannya. Dan gara-gara ini, si pengusaha menginginkan Artemis ditangkap hidup-hidup.
Bersama para peri, Artemis memainkan sebuah permainan untuk mengalahkan si pengusaha licik. Berhasilkah? Silakan baca sendiri bukunya, hohoho.
Seru bukunya. Hanya saja kejeniusan Artemis membuat otak saya sedikit lemot, haha. Ada banyak istilah canggih yang kurang familiar di kepala saya. Tapi, it's ok.
Asiknya, buku ini membuat saya tidak sabar untuk membaca buku selanjutnya yang berjudul Muslihat Opal. Nah lo, mau ngapain lagi yak si Opal ini?
So, menyenangkan sekali membaca buku ini. Benar-benar my cup of tea. Saking senangnya, saya bahkan malas mengambil post-it untuk ditempelkan ke kutipan-kutipan favorit saya di buku ini. Alhasil saya jadi lupa di mana letaknya, hiks. At last, 4 dari 5 bintang untuk petualangan Artemis Fowl kali ini. I really liked it.
C Cube dirampas si pengusaha dan disimpan di ruangan dengan pengamanan maksimum. Satu-satunya cara adalah meminta bantuan peri. Mereka setuju tapi dengan satu syarat: segala ingatan Artemis tentang Kaum Peri harus dihapus.
My Review:
Kalau di buku pertama, masalah dimulai gara-gara Artemis cari gara-gara dengan para peri. Di buku kedua, para peri yang cari gara-gara dengan Artemis. Di buku ketiga ini, giliran Artemis lagi yang cari gara-gara dengan para peri.
Artemis membuat sebuah komputer bernama C Cube dengan menggunakan teknologi para peri. Sayangnya, komputer ini terlalu canggih, dan sayangnya lagi, Artemis memamerkannya ke orang yang salah.
Orang tersebut super kaya dan juga super licik. Dia berhasil merebut komputer tersebut dari Artemis dan menyimpannya di ruangan dengan pengamanan super.
Tidak ada jalan lain, Artemis pun meminta bantuan para peri. Sayangnya, para peri mau membantu tapi dengan syarat yang sangat berat untuk bisa diterima oleh Artemis.
Oke, ini adalah buku ketiga petualangan Artemis, si bocah laki-laki super jenius dan super kaya, arogan, tapi sebenarnya baik, hihihi. Jadi kali ini Artemis kembali berpetualang bersama para peri. Dia terpaksa meminta bantuan para peri karena baik nyawanya maupun nyawa Butler, pengawalnya, terancam.
Pengusaha yang menjadi saingan Artemis sangat licik. Tapi Artemis lebih jenius dan Butler lebih siaga daripada yang pengusaha itu kira. Butler berhasil melindungi Artemis dan Artemis berhasil melindungi komputer C Cube nya dengan sebuah sandi yang disebut sebagai sandi abadi.
Nah..nah seperti apakah sandi abadi ini? Yang pasti, hanya Artemis yang bisa memecahkannya. Dan gara-gara ini, si pengusaha menginginkan Artemis ditangkap hidup-hidup.
Bersama para peri, Artemis memainkan sebuah permainan untuk mengalahkan si pengusaha licik. Berhasilkah? Silakan baca sendiri bukunya, hohoho.
Seru bukunya. Hanya saja kejeniusan Artemis membuat otak saya sedikit lemot, haha. Ada banyak istilah canggih yang kurang familiar di kepala saya. Tapi, it's ok.
Asiknya, buku ini membuat saya tidak sabar untuk membaca buku selanjutnya yang berjudul Muslihat Opal. Nah lo, mau ngapain lagi yak si Opal ini?
So, menyenangkan sekali membaca buku ini. Benar-benar my cup of tea. Saking senangnya, saya bahkan malas mengambil post-it untuk ditempelkan ke kutipan-kutipan favorit saya di buku ini. Alhasil saya jadi lupa di mana letaknya, hiks. At last, 4 dari 5 bintang untuk petualangan Artemis Fowl kali ini. I really liked it.