The Fearsome Firebird's Blurb...
Patung-patung Menjerit telah dienyahkan dari Museum Aneh tapi Nyata Dumfrey. Kini saatnya memperkenalkan Burung Api. Namun, burung yang pintar bicara itu selalu melontarkan ejekan kepada siapa pun yang berani dekat-dekat sehingga mustahil menampilkannya ke muka publik. Padahal, atraksi Jenderal Farnum juga harus batal karena 100 kutunya tewas. Sang tertuduh adalah Erskine, si pembasmi hama, yang kemudian ditemukan mati terbunuh. Jenderal Farnum pun menjadi tersangka!Kata saya setelah membaca The Fearsome Firebird...
Cerita yang masih terkesan gloomy bagi saya tapi cukup seru walaupun saya masih lebih suka buku keduanya.Jadi di buku ketiga ini, selain 4 anak berbakat nan cerdas yang sudah kita kenal, ada beberapa penghuni baru di museum. Ada Jenderal Farnum dan kutu-kutunya yang bisa beratraksi serta burung api yang doyan berkata-kata kasar.
Mereka bisa dibilang mengakibatkan masalah atau malah mengakibatkan keberuntungan karena ternyata bisa menjadi petunjuk untuk Pippa, Thomas, Sam dan Max ke sebuah misteri yang lebih besar.
IMO, kasusnya tidak terlalu bikin penasaran sehingga saya masih sempat mencatat kutipan-kutipan bijaknya. Bisa jadi poin plus untuk buku ketiga ini beserta ilustrasi covernya yang masih tidak kalah cantik dari dua buku pendahulunya.
Sayang, saya sedikit kurang puas dengan endingnya. Ini adalah tipe ending yang kalau menurut saya masih berpotensi menimbulkan cerita baru, *uhuk*.
Kutipan-kutipan favorit saya dari buku The Fearsome Firebird...
"Itulah hal sulit tentang tindak kekerasan.Terlepas dari keyakinan Rattigan, kekerasan tidak bisa dimusnahkan begitu saja. Kekerasan tak ubahnya bakteri. Kekerasan justru melahirkan kekerasan baru dan begitu seterusnya, seperti penyakit menular."---hlm. 86"Suatu hari kelak, mereka harus meninggalkan Mr. Dumfrey. Namun, siapa yang akan menjaga Mr. Dumfrey ketika saat itu tiba?---hlm. 148
"Kalian sudah besar," kata Mr. Dumfrey, seolah membaca pikiran Pippa. "Di dunia ini, banyak orang yang seperti Rattigan, tapi banyak juga hal yang indah dan luar biasa. Kalian mesti melihat semuanya, dengan mata kepala kalian sendiri. Jadi, pergilah."---hlm. 148"Namun, dia sendiri tahu bahwa pembunuh adakalanya memiliki kedok berupa wajah yang biasa-biasa saja. Alangkah praktis, pikir Thomas, andaikan niat semua orang tergambar jelas di wajah mereka. Sebaliknya, justru orang-orang seperti Monsieur Cabillaud yang dinilai aneh, sedangkan monster bebas berparade di jalanan sambil menyunggingkan senyum normal."---hlm. 155
- Follow blog irabooklover via akun Google atau tambahkan di blogroll/bloglist/daftar bacaan kalian.
- Buat blog post yang berisi review buku di hari Senin.
- Sertakan button/ikon/banner/gambar Monday Book Review di bawah ini di dalam postingan kalian dengan link menuju post ini.
- Silakan tinggalkan link postingan kalian di kolom komentar post ini.
- Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah menshare book review-nya di hari Senin \^_^/