Bismillahirrahmanirrahim...
*SPOILER ALERT*
Hadiah Terindah untuk Ibu...
Kejutan manis untuk ibu versi Elizabeth Allen...
"Sebetulnya kau bisa menjadi anak manis," hampir semua pengasuhnya berkata demikian padanya. "Tetapi yang selalu kau pikirkan hanyalah bagaimana caranya bisa berbuat nakal dan berlaku kurang ajar."Inilah yang terpikir oleh Bu Allen waktu Elizabeth berkata bahwa ia akan nakal sekali, agar bisa diusir dari sekolah. Nyonya Allen mengawasi putrinya dengan putus asa. Ia sangat mencintai Elizabeth. Ia Ingin Elizabeth selalu berbahagia.... (hlm. 8)
Nyonya Allen terus mengikuti putrinya, sambil bertanya-tanya dalam hati, bagaimana anak ini bisa begitu banyak berubah? Benarkah ini Elizabeth-nya? Begitu sopan, begitu gembira? Semua anak tampaknya senang pada Elizabeth.
...
"Selamat pagi, Nona Best," sapa Nyonya Allen. "Elizabeth baru saja membawaku berkeliling. Dan sungguh, ia tampak begitu bahagia dan senang. Anda telah banyak sekali mengubah sifatnya. Sekarang aku sangat bangga padanya!"
...
"Jadi kau mau tetap tinggal di sini?" tanya Nyonya Allen heran pada Elizabeth. "Oh, aku senang sekali! Sungguh suatu kejutan manis!" (hlm. 259-260)
Membuat ibu bangga versi Kathleen Peters...
Kathleen Peters berwajah agak pucat berbintik-bintik. Rambutnya tak pernah bisa rapi, wajahnya menggambarkan suaatu perasaan yang tak menyenangkan---bagaikan cemberut terus menerus. (hlm. 18)
"Tapi tak mungkin ada orang yang bisa bersahabat dengan Kathleen," kata Elizabeth. "Benar-benar tak mungkin! Kau tidak sekelas dengan kami sih, jadi tak bisa mengetahui betapa menjengkelkannya dia itu."Memang benar Kathleen menjengkelkan. Ia selalu menggerutu tentang sesuatu. (hlm. 75)
Bukan saja selalu bertengkar dengan teman-temannya, menuduh mereka membicarakannya, tetapi Kathleen juga sering bertengkar dengan guru-gurunya. Bila ada guru yang menyalahkannya, Kathleen langsung membela diri, menyatakan bahwa dirinyalah yang benar, dan gurunya salah. (hlm. 76)
Minggu terakhir semester. Ulangan dilakukan setiap hari. Semua bekerja keras untuk meraih nilai-nilai terbaik. Terutama Elizabeth, Robert, dan Kathleen. Mereka belajar lebih keras dari anak-anak lain! Elizabeth ingin berada diurutan teratas di kelasnya. Begitu juga Robert. Sedangkan Kathleen ingin mendapat angka tertinggi paling tidak di salah satu mata pelajaran, dan bisa berada pada posisi mendekati urutan teratas. "Alangkah senang bila bisa kukatakan pada ibu bahwa aku mencapai angka tertinggi di salah satu pelajaran." pikir Kathleen. "Dulu aku selalu dekat dengan kedudukan juru kunci, dan Ibu tak pernah marah padaku. Akan merupakan kejutan yang manis baginya bila ternyata aku meraih angka tertinggi di salah satu mata pelajaran!" (hlm. 268)
Ia dekat kedudukan puncak, dan mendapat nilai tertinggi dalam sejarah! Kathleen berpaling ke arah tempat duduk para tamu. Dilihatnya wajah ibunya. Sekali lihat saja Kathleen merasa ibunya sama sama bangganya dengan ibu-ibu lain! (hlm. 273)"Aku tak tahu apa yang dilakukan oleh Whyteleafe pada Kathleen-ku," pikir ibu Kathleen. "Ia tampak berbeda. Tadinya ia begitu biasa wajahnya. Kini tampak cantik bila tersenyum. Dan betapa bahagia dan riangnya ia berkumpul dengan teman-temannya!" (hlm. 274)