***
Pembunuhan di Sungai Nil // Agatha Christie // @bukugpu // Dibaca via iKalsel-nya @perpuspalnam
***
📖❤️ Linnet Ridgeway, cantik dan kaya raya. Terbiasa mendapatkan apa yang diinginkannya--baik harta benda maupun hati manusia. Dan Linnet yakin dia tak punya musuh.
📖❤️ Tapi itu hanya anggapan Linnet. Nyatanya dia diikuti oleh seseorang yang tak suka dengannya ditengah liburan bulan madunya di atas sebuah kapal di atas sungai nil.
📖❤️ Mengerikan dan sedih kalau saya bilang. Orang yang mempunyai sifat seperti Linnet kadang memang bikin gemes. Berpikir praktis katanya, tapi bagi saya itu tampak seperti miskin empati.
📖❤️ Pembunuhnya juga, jadi bucin yang berbahaya. Sekarang saya paham bagaimana kriteria buku yang dimaksud dengan "cerita yang melibatkan cinta" sesuai dengan tema #ReadChristie2021 bulan Februari.
📖❤️ Sedangkan untuk pemecahan kasus ala Poirot sendiri, tetap luar biasa. Di sini, Poirot ditemani oleh Kolonel Race. Interaksi antara Poirot dan Race berbeda dengan interaksi antara Poirot dan Hastings. Race tampaknya...errr...lebih sabar dalam menghadapi tingkah laku Poirot, hihihi.
📖❤️Dan sepertinya saya baru menyadari sesuatu. Yaitu lagi-lagi ada peristiwa lain yang...tumpang tindih dengan peristiwa pembunuhan itu sendiri sehingga berpotensi mengacaukan penyelidikan.
📖❤️ Untunglah detektifnya adalah Poirot, si penebak jitu yang licin. Seperti julukan yang diberikan oleh salah satu penumpang di kasus Orient Express .
📖❤️ Kemudian juga lagi-lagi ada scene dimana Poirot berperan seperti makcomblang. Kalau berkaitan dengan scene ini, Poirot jadi tampak manis sekali, *uhuk*.
📖❤️ Kemudian ada yang tidak saya mengerti. Sewaktu Mrs. Robson menanyakan kepada Miss Bowers, ".... Anda pun ikut ke Eropa?". Itu maksudnya Mrs. Robson menanyakan apakah Miss Bowers ikut ke Mesir, kan? Tapi kenapa Mesir disebut Eropa ya, bukannya Afrika? Saya tak paham, hiks.
📖❤️ At last, ceritanya seru sekali. Meninggalkan perasaan ngeri dan sedih setelah membacanya. So, 4 dari 5 bintang untuk buku ini. I really liked it.